Search

Ikhtiar Cetak Santri Pemimpin Dunia

Majalahaula.id – Pondok Pesantren Singa Putih Munfaridin terletak di Dusun Sentong, Kelurahan Lumbang Rejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren salaf yang berdiri sejak tahun 1993 itu berkembang pesat hingga menjadi lembaga pendidikan formal. Di dalamnya ada Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang dikelola profesional.

Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Singa Putih Munfaridin, KH Muhammad Syaiful Arif Billah mengatakan, para tokoh nasional turut memperkuat perjuangan Pesantren Singa Putih Munfaridin. Mereka sebagai penasihat pendidikan yang di antaranya, Prof Dr KH Imam Suprayogo sebagai praktisi pendidikan dan mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Ada pula Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim selaku Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah dan Prof Dr H Dahlan Iskan yang tak lain mantan Menteri BUMN serta CEO Jawa Pos Group.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Al-Munawwar Bojonegoro, Siap Umrahkan Santri Khatam Al-Qur’an

Bergabungnya mereka juga memperkokoh barisan pendiri pesantren mewujudkan program serta membangun Pesantren Singa Putih Munfaridin sebagai lembaga pendidikan dengan semua jenjang yang dibutuhkan umat hingga tingkat universitas yang bertaraf Internasional.

Kiai Syaiful mengatakan, di pesantren tersebut santri ditempa menjadi sosok tangguh, bertakwa, berakhlakuk kharimah, istikamah, dan berprestasi setinggi-tingginya baik tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.

Para santri dilatih dan dibina melalui kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari mulai shalat jamaah lima waktu, dzikir pagi dan petang, shalat malam, puasa sunnah dan pembelajaran kimia. Adapun untuk melatih akhlak santri, mereka dibiasakan secara langsung dalam bermuamalah kepada guru, orang tua, maupun teman sejawat.

“Para santri di sini diajarkan berbagai skill dan ilmu pengetahuan, mulai berkuda, memanah, berenang, bahasa Arab dan Inggris, kemampuan public speaking, bela diri dan lainnya,” ungkap Kiai Syaiful.

Baca Juga:  Pesantren Durrotu Aswaja Semarang, Adakan Amal Bakti untuk Masyarakat

Ia mengungkapkan, selain pelajaran agama dan umum yang tercakup dalam kurikulum negara. Para santri juga dibekali dengan ilmu salaf yang terfokus pada pembelajaran kitab-kitab yang diwariskan oleh salafus salih. Hal itu diharapkan dapat mendorong mereka untuk dapat mengukir prestasi sesuai bakat dan kompetensi masing-masing.

“Kami tidak berhenti mengarahkan santri untuk berusaha sekuat tenaga membersihkan hati dari semua penyakit yang mengotorinya, hidup berdampingan dengan teman seperjuangan yang jauh dari orang tua, mengajarkan santri menjadi seorang sociopreneur yang bermanfaat bagi sebanyak-banyak manusia,” ujarnya. *Lina

 

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA