Majalahaula.id – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan seluruh santri pondok pesantren di Cianjur mendapat tambahan pelajaran bertani seiring kesepakatan pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan di Jawa Barat.
Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Senin, mengatakan Kabupaten Cianjur sebagai salah satu lumbung padi di Jabar dapat membantu kabupaten/kota lain dalam menjaga ketahanan beras, seiring dukungan dari Bank Indonesia Cabang Jabar melalui “Cianjur Project”.
“Melalui Implementasi program Cianjur Project diwujudkan dengan membentuk Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (PANGSI) dengan melibatkan peran strategis pondok pesantren yang tersebar di setiap kecamatan di Cianjur sebagai unit usaha syariah yang potensial,” katanya.
Pada 2023, ungkap dia, hasil panen petani di Cianjur mencapai 60 ribu ton dapat membantu stok kabupaten/kota lain di luar Cianjur, sehingga sejumlah program berbagi pengetahuan terutama pertanian akan dikembangkan melalui pondok pesantren yang jumlahnya lebih dari 1.000 ponpes.
Setiap pondok pesantren akan memberikan pelajaran bertani pada santri-nya, sehingga ketika pulang ke kampung halamannya masing-masing mereka dapat mengembangkan keahlian bertani-nya seiring dukungan lahan pertanian yang masih tersedia luas di setiap kecamatan.
“Kalau petani semakin banyak ditunjang dengan lahan yang luas, tentunya akan menghasilkan panen yang lebih banyak, sehingga target Cianjur sebagai lumbung padi di Jabar dapat mensuplai beras lebih banyak ke kabupaten/kota di Jabar dan Indonesia,” katanya.
Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, mengatakan mendukung program Ekosistem PANGSI dan perluasan digitalisasi yang digagas dalam program Cianjur Project, khususnya pengembangan pondok pesantren sebagai unit usaha pendukung.
“Pondok pesantren sebagai pendukung ekosistem ketahanan pangan dan pengendalian inflasi serta perluasan digitalisasi sejalan dengan program kerja Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jawa Barat dalam mendorong halal value chain di Jabar,” katanya.
Yuke berharap Cianjur Project dapat menjadi solusi pengendalian inflasi jangka menengah, mendukung pengentasan kemiskinan, pengangguran dan stunting, sekaligus mendorong potensi Jabar selatan sebagai motor pertumbuhan selain Jabar Utara.
Percepatan digitalisasi daerah, tutur dia, menjadi salah satu fokus pemerintah sekaligus arahan dari Presiden RI untuk digitalisasi pemerintahan dengan penerapan Kartu Kredit Indonesia.
“Gawangnya ada di Bank Jabar yang dapat berjalan optimal karena harus diterapkan di seluruh Jabar. Ketahanan pangan di Jabar menjadi prioritas penting karena penduduknya sekitar 49,4 juta, sehingga pemerintah ke depan akan menyiapkan demografi penduduk,” katanya.
Sehingga Pemprov Jabar berharap ke depan untuk kebutuhan pangan dapat terpenuhi dari kabupaten/kota yang ada di Jabar bersama wilayah penghasil komoditas lainnya.