Majalahaula.id – Setelah kemarin (17/12) Satgas GKMNU Ponorogo menggandeng para akademisi, kini (18/12) mereka datang ke Pondok Pesantren Jarakan untuk Gelar Konseling Kesehatan Mental Berbasis Media Film.
Film yang dipilih adalah Keluarga Cemara Dua, film ini menjadi media para santri untuk memahami pentingnya mengenal diri sendiri.
“Jadi anak ini tumbuh dalam situasi lingkungan sosial yang mendukung itu akan menghasilkan anak-anak yang sehat secara sosial,” ujar Murdianto.
“Anak-anak akan memahami tentang dirinya sendiri, situasi lingkungan sekitarnya yang membuat dia bahagia dan atau sebaliknya. (Akhirnya) anak-anak bisa memodifikasi hidupnya tetap bahagia.” Paparnya.
Murdianto yang menjadi Ketua PKM dosen INSURI Ponorogo dan kolabolator Satgas GKMNU itu menyatakan, sebenarnya di Pondok Jarakan sudah ada agenda rutin untuk menonton film.
Tapi karena adanya program dari Satgas GKMNU, maka film yang diputar lebih mengedepankan bagaimana seorang anak itu bisa memiliki kesehatan mental.
“Keluarga Cemara Dua, kita punya agenda reguler disini, tapi untuk dua hari ini 17-18, dulu Cut Nyak dien kini keluarga cemara dua.”
“Karena pemahaman pakar konseling, menggunakan konseling dengan film itu merupakan arus baru yang penting untuk dipertimbangkan.”
Lantas kenapa dilakukan di dalam pesantren?, Murdianto menjelaskan meski para santri sudah mendapatkan siraman psikologis tapi tidak menutup kemungkinan akan ada problem kesehatan mental. Menurutnya problem kesehatan mental bisa menimpa siapa saja dan tidak pandang bulu. Dengan menggunakan film, dia berharap para anak bisa memiliki mental health yang kuat. “Konseling berbasis media film ini menjadi salah satu alternatif solusi di tengah problem mental.” “Bagi anak pesantren, sebenarnya banyak mendapatkan siraman psikologis, cuma tetap ada (problem kesehatan mental), itu kita terus tangani dengan konseling yang mengadaptasi media teknologi, termasuk film.”
Tidak hanya menonton film, para peserta yang terdiri dari anggota IPNU/IPPNU, dan pelajar Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah Ma’arif 1 Ponorogo itu juga melaksanakan serangkaian konseling kesehatan mental berbasis film di pandu oleh Walida Asitasari, Ahli Psikologi dari LKP3A Fatayat NU Ponorogo.
Jadi setelah menonton film, para peserta akan dikelompokan dan kemudian ada kegiatan-kegiatan konseling, yang intinya agar para peserta memahami dirinya sendiri. “Ini semacam upaya pengembangan konseling berbasis film, yang kedepan kita kembangkan dan (diselenggarakan) di banyak tempat.” “Kalau dari GKMNU, akan mencoba menggunakan ini (konseling film) salah satu proses awal, nanti akan ada kegiatan serupa bimbingan remaja di tingkat desa,” terang Murdianto.