Majalahaula.id – Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Malang terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi pesantren di bawah naungannya. Salah satunya lewat pembekalan pengelolaan website dan teknologi informasi pesantren.
Ikhtiar itu dilaksanakan lewat kerja sama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Malang. Pembekalan dimaksud diwujudkan dengan studi dan benchmarking yang dipusatkan di Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Senin (13/11/2023).
Ketua RMINU Kota Malang, KH Halimi Zuhdy menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah memberikan fasilitas bagi pesantren, khususnya di bawah naungan RMINU, agar dapat meningkatkan media syiar pesantren.
“Era digital saat ini pesantren tidak boleh ketinggalan dari kalangan luar, harus mengikuti perkembangan teknologi informasi terkini,” ujar Kiai Halimi.
Dosen Fakultas Humaniora UIN Malang itu menyebutkan, pekerjaan rumah pesantren saat ini adalah dapat aktif, baik secara nyata dan langsung, berupa kegiatan di pesantren maupun di media sosial sebagai media syiar.
“Maka RMINU bekerja sama dengan PTIPD, sebagai pihak yang memiliki kompetensi di bidang website, untuk membantu dan mengarahkan para pengurus pesantren yang akan mengelola website maupun sosial media,” jelasnya.
Dikisahkan oleh Kiai Halimi, bahwa sejumlah pondok pesantren banyak memiliki kegiatan kecil, namun tidak semua dapat mensyiarkan karena keterbatasan kemampuan. Karena itu, pembekalan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi media pesantren untuk melakukan syiar dakwah di ruang digital.
“Pembekalan ini harapannya dapat memberikan jalan untuk pesantren agar terimbangi semua antara kegiatan di pondok dan syiar di luar pondok melalui platform yang mendukung era saat ini,” ungkapnya.
Kiai Halimi yang juga Wakil Dekan Fakultas Humaniora UIN Malang itu menambahkan, bahwa permasalahan utama yang dialami pesantren dalam upaya publikasi adalah tidak adanya media dan tidak adanya sumber daya manusia.
“Apabila pesantren sudah memiliki tim media yang baik, maka akan berdampak terhadap RMINU. Kegiatan akan terintegrasi dan dapat memberikan reputasi baik bagi kalangan santri dan pesantren di mata masyarakat secara umum,” tuturnya.
Sebab itu, ia menegaskan bahwa mensyiarkan kegiatan pesantren sekecil apapun lebih baik dari pada kegiatan besar namun tidak disyiarkan. “Kebaikan dan inspirasi harus disyiarkan, pesantren harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi informasi,” pungkasnya.