Search

Siswa SMK di Riau Ubah Sampah Jadi Asap Cair

Majalahaula.id – Berbagai cara alternatif terus dihadirkan oleh inovator anak-anak bangsa Indonesia untuk menanggulanginya.

Seperti yang dilakukan oleh siswa Jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET) di SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Riau. Para siswa mengolah sampah menjadi asap cair.

Yanti Darma, guru di jurusan TET SMKN 1 Pangkalan Kerinci, menuturkan bila asap cair adalah salah satu inovasi dalam proses mengelola limbah sampah. Terutama limbah biomassa yang ada di wilayah Pelalawan, Riau.

“Wilayah Riau ini cukup banyak limbah batok kelapa. Biasanya limbah-limbah ini kalau tidak untuk bahan bakar ya dibiarkan saja. Ini kan bisa jadi sarang nyamuk dan menimbulkan bau juga. Kalau diolah dengan benar bisa bermanfaat untuk kehidupan,” ucap Yanti dikutip dari rilis di laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jumat (10/11/2023).

Baca Juga:  Para Guru di Bojonegoro Terima Penghargaan Pengabdian

Asap cair diketahui adalah produk hasil destilasi atau pengembunan dari uap sebuah pembakaran baik secara langsung atau tidak langsung.

Uap ini banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lainnya yang berasal dari tempurung kelapa, kayu, bonggol kelapa sawit, ampas hasil pengrajin kayu, dan biomassa lainnya.

Untuk membuat asap cair, limbah batok kelapa harus dihaluskan terlebih dahulu. Bila sudah, proses kondensasi dan penghasilan asap cair bisa dilakukan melalui pembakaran.

Terkait fungsinya, asap cair bisa dijadikan bahan untuk pengawet makanan, desinfektan, pengusir hama, hingga menjadi pupuk tanah. Bahkan, bila diolah dengan konsentrasi tertentu fungsinya bisa bertambah menjadi obat untuk manusia.

Tujuan Utama untuk Kurangi Limbah Organik
Meski begitu, tujuan utama dari hadirnya asap cair adalah mengurangi limbah organik dan memenuhi kebutuhan pestisida perkebunan hingga menangani pelapukan kayu warga sekitar SMKN 1 Pangkalan Kerinci.

Baca Juga:  Strategi untuk Tingkatkan Peluang Lolos Seleksi Beasiswa LPDP

Disebutkan Afriansyah yang juga siswa jurusan TET SMKN 1 Pangkalan Kerinci, dalam prosesnya ia mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Terutama dalam hal pengembangan produk.

Siswa diajarkan untuk berpikir bila bahan yang tidak memiliki nilai jual sekalipun seperti sampah bisa berharga dan bermanfaat untuk masyarakat.

“Daerah kita ini banyak kayu yang bisa diolah menjadi furniture dan sebagainya. Asap cair diperlukan untuk menangani pelapukan pada kayu akibat rayap. Proses ini memberikan kita banyak pengalaman yang sangat berharga,” tutup Afriansyah.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA