Majalahaula.id – Ariadne Jasmine, Fionna Aurell, Farrel Hakim, dan Ni Putu Xyieloveeda Sequioa berhasil menyulap limbahan plastik menjadi pelumas mesin. Empat mahasiswa yang tergabung dalam tim Lubritech bimbingan Guru Besar Departemen Teknik Kimia (DTK) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Prof Dijan Supramono ini menamakan produk inovasi itu dengan sebutan X-PELBO: Waste Plastic to Eco-Lubricant Base Oil.
Pembuatan X-PELBO ini didasari oleh semakin tingginya sampah plastik yang dihasilkan industri maupun rumah tangga. Menurut sampah-sampah bekas makanan dan minum khususnya plastik polypropylene (PP) perlu didaur ulang untuk mengurangi polusi plastik.
“Selain itu, perlu diingat bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang limbah sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan jumlah mencapai 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Untuk menangani masalah serius ini, mendaur ulang plastik menjadi kunci untuk mengurangi polusi plastik. Tim Lubritech telah menjawab tantangan ini dengan inovasi yang mereka wujudkan dalam produk bernama X-PELBO,” katanya, dikutip dari laman UI, Minggu (5/11/2023).
Hasil dari olahan tim Lubritech tersebut dapat dijadikan minyak dasar penyusun pelumas. Kandungan base oil dalam X-PELBO ini mencapai 70-80%. Berdasarkan hasil pengujian, Viscosity Index dari X-PELBO mencapai angka 120 dengan kadar sulfur di bawah 0,2%.
Dengan demikian, base oil yang dihasilkan dari limbah tersebut termasuk base oil kelas unggul. Ariadne menyebut bahwa X-PELBO dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya minyak bumi yang tidak dapat diperbarui.
“X-PELBO juga menonjolkan kemampuan penguapan, stabilitas, dan daya pelumasan yang luar biasa. Hal penting lain yang menjadi keunggulan adalah harga pasar X-PELBO yang 76% lebih murah daripada produk kompetitor, dengan harga hanya Rp 11.999 per liter,” ujar Ariadne.
Pengolahan limbah plastik hingga menjadi base oil dilakukan lewat tiga tahap yaitu pirolisis, hydrocracking, dan distilasi. Pada tahap pirolisis, limbah plastik PP dipanaskan tanpa oksigen dengan suhu 524 derajat Celcius. Pemanasan dilakukan selama 10 menit dengan tujuan memutus rantai panjang plastik.
Kemudian, pada proses hydrocracking, rantai karbon C30 dipecah menjadi C16. Pada tahapan inilah dihasilkan rantai karbon penyusun base oil. Lalu pada langkah terakhir yakni distilasi, produk utama (C16) dipisahkan dari produk samping yakni C3 dan C8.
Atas inovasi X-PELBO, tim Lubritech berhasil meraih juara 1 kategori Tribology pada kompetisi Think Efficiency 2023 yang diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Society Renewable Energy (SRE) Indonesia.
Dekan FTUI Prof Heri Hermansyah mengatakan inovasi mahasiswanya menunjukkan daya kritis mereka dalam mengenali potensi besar dalam melestarikan alam dan energi untuk masa depan.
“Inovasi Tim Lubritech adalah bukti bahwa mahasiswa FTUI memiliki daya kritis yang kuat dan mampu memberikan alternatif inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Tim Lubritech tidak hanya menghadirkan solusi yang brilian, tetapi juga memberikan inspirasi tentang potensi besar generasi muda Indonesia dalam mengatasi tantangan energi dan lingkungan,” ungkapnya.