Majalahaula.id – Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Machfudz menghadiri forum kajian tentang sosok Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Forum kajian tersebut digelar di Pesantren Minggir, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (04/11/2023).
Kiai yang akrab disapa Gus Kikin ini menyampaikan tentang kisah perjuangan KH Hasyim Asy’ari dalam mendirikan Pesantren Tebuireng serta berdakwah di daerah Jombang dan sekitarnya.
“Mungkin semua orang tahu kalau di sekitar Tebuireng sana ada pabrik gula. Dahulu Mbah Hasyim memang sengaja mendirikan Tebuireng di depan pabrik gula itu, kurang lebih jaraknya hanya 200 meter,” kisahnya.
Gus Kikin mengkisahkan bahwa lokasi pendirian Tebuireng itu bukan tanpa alasan. Konon pabrik gula tersebut adalah tempat yang seringkali digunakan untuk kemaksiatan.
“Saat itu Mbah Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng di sana dengan tujuan untuk menyadarkan para pekerja dan masyarakat sekitar yang sering berbuat maksiat,” tuturnya
Menurut penuturan Gus Kikin, para santri saat itu tidak boleh tidur atau duduk mepet dengan dinding. Karena, dinding pesantren terbuat dari sesek, hingga banyak senjata dari luar yang ditusukkan ke sesek tersebut dengan tujuan untuk menyurutkan niat dakwah Mbah Hasyim.
Dalam kondisi pelik ini, Mbah Hasyim masih berpikir untuk membantu lingkungannya yang saat itu dalam kemiskinan dan kemaksiatan. Setiap Selasa malam, beliau mengajari masyarakat sekitar untuk membuat pengairan di sawah mereka.
“Mbah Hasyim itu mentalnya sangat luar biasa, mungkin jika saya yang mendirikan pesantren Tebuireng, saya tidak akan punya nyali untuk membangunnya di daerah kemaksiatan, berhadapan langsung loh ini. Meski beberapa kali dicelakai oleh masyarakat sekitar beliau tetap membantu mereka dan melanjutkan berdakwah,” ungkap Gus Kikin.
Dikisahkan oleh KH Agus Muhammad Zaki Hadzik (Gus Zaki), bahwa Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jombang, Ahmad Zainudin adalah sahabatnya sekaligus santri dari almarhum cucu Mbah Hasyim. Sekitar satu tahun lalu ia bertemu Gus Zaki dan menceritakan tentang peristiwa yang dialaminya.
“Saya ditakdirkan bertemu dengan Mbah Hasyim dalam tidur (mimpi). Beliau jumeneng dengan membawa tongkat dan mentelengi saya,” katanya.
Pria yang akrab disapa Gok Din ini berkisah, sebelum tidur dan akhirnya bermimpi ketemu Mbah Hasyim, kondisinya sedang tidak enak badan, bahkan drop dan tidak diketahui penyebabnya. Akhirnya ia minta pijat kepada keluarganya. Usai dipijat sebelum tidur ia sempatkan membaca istighotsah Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari yang diihazahkan almarhum Gus Zaki sebelumnya.
“Mungkin kalau teman teman JRA menyebutnya kena ‘angin’. Saya ikhtiar dengan pijat di rumah dan setelah saya dipijat saya pun membaca istighotsah Mbah Hasyim,” jelasnya.