Majalahaula.id – Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad At-Thoyyib menyematkan nama ” Gaza” kepada para wisudawan angkatan tahun ini. Nama itu sebagai bentuk dukungan nyata Al-Azhar kepada perjuangan rakyat Gaza di Palestina.
Para alumni Al-Azhar mendapatkan berbagai nasehat dan pesan-pesan kunci dari para tokoh Al-Azhar sebelum mereka kembali ke negerinya masing-masing merupakan momentum penting bagi para Duta Al-Azhar; para duta wasatiyah Islam yang akan bertugas di seluruh penjuru dunia untuk memberikan pencerahan kehidupan, menampilkan wajah Islam yang moderat dan mewujudkan perdamaian dunia.
Dalam sambutannya, Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Prof Muhammad Duwaini meminta kepada para alumni Al-Azhar dari 40 negara itu agar tetap dan terus berpegang teguh kepada nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Al-Azhar.
“Saya juga berpesan, agar risalah dan pandangan wasatiyyat Islam Al-Azhar menjadi role model dan pegangan dalam kiprah dan peran para alumni sekembalinya di negara masing-masing,” kata Duwaini di Al-Azhar Conference Center Kairo, Selasa (31/10/2023).
Sementara itu, Ketua ASFA Foundation Dr. Syafruddin dalam sambutannya menyatakan, bahwa pendirian ASFA Foundation terinspirasi dari Al-Azhar dalam mencetak dan melahirkan SDM unggulan, berhaluan wasatiyat Islam, menjadi perekat umat untuk perdamaian dunia.
“Saya menyampaikan ungkapan terima kasih dan apresiasi kepada Al-Azhar sebagai institusi atas jasa dan peranannya selama ini kepada bangsa Indonesia, dimana para alumni Al-Azhar telah berhasil mengambil peran aktif dalam memajukan Indonesia di berbagai bidang,”katanya.
Haji Syafruddin yang juga menjabat Waketum DMI ini menyatakan bahwa lebiih dari 10 abad Al-Azhar secara nyata terus mendidik dari generasi ke generasi dengan pandangan wasatiyah Islamnya, sehingga risalah Al-Azhar menyebar ke seluruh penjuru dunia.
“Pandangan wasatiyah Islam yang dikembangkan Al-Azhar itu menjadi model dan rujukan dalam mewujudkan perdamaian dunia (Assalam fil Alamin),”ujarnya.
Selain itu, Haji Syafruddin juga menyampaikan bahwa Mesir merupakan pusat peradaban yang menerangi dunia. Keberadaan Al-Azhar di Mesir merupakan tonggak penting dalam menerangi dunia dengan cahaya keIslaman yang ramah dari timur hingga barat.
“Al-Azhar telah mampu memproduksi para ulama dan pemimpin Islam dunia, dari rahim Al-Azhar lahirlah tokoh-tokoh ulama dan pemimpin Islam di berbagai level, Al-Azhar menjadi produsen terbesar kebutuhan sumber daya manusia selama lebih dari 10 abad,”ujarnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen DMI yang juga merupakan Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi menyampaikan, bahwa pengalaman Al-Azhar yang mampu bertahan lebih dari 10 abad harus ditiru oleh lembaga pendidikan di Indonesia.
Menurutnya, pesantren dan lembaga pendidikan di Indonesia telah merasakannya hasil yang diperankan oleh Al-Azhar, di mana para alumninya berkiprah di Indonesia menjadi ulama, cendekiawan, rektor, pimpinan pesantren dan ormas keIslaman.
“ASFA Foundation melalui Lazis ASFA mendapatkan kesempatan terhormat, kemuliaan dan keberkahan dapat ikut serta andil dan peran kerjasama dengan instutusi pendidikan tertua yang memiliki reputasi sangat tinggi Al-Azhar dalam percepatan dan pengembangan SDM berskala nasional dan internasional,”ujarnya.
Kemudian dari Al-Azhar Kairo Mesir, Ketua ASFA Foundation melanjutkan perjalanan ke Riyadh Saudi Arabia untuk bertemu dengan Sekjen Liga Muslim Dunia Syaikh Dr. Muhammad Abdul Karim Al-Isa guna membahas perdamaian dunia.