Search

Tingkatkan Kreatifitas Anak, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Latih Prakarya

Majalahaula.id, Semarang – Untuk meningkatkan kreativitas anak, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 81 Posko 9 UIN Walisongo Semarang melaksanakan pelatihan pembuatan prakarya di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, Selasa (24/10/2023).

Dalam kegiatan itu, anak dikenalkan pembuatan prakarya atau kerajinan tangan yang diberikan yaitu menggunakan kertas origami.

Koordinator Desa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 9, Hisyam Nawawi menyebut saat anak berkreasi berarti mengasah otak kirinya untuk berinovasi sesuai imajinasinya.

Selain itu, menurutnya anak dapat merepresentasikan pikiranya tanpa ada batasan sehingga memunculkan suatu gagasan dan problem solving.

“Kegiatan ini saya lakukan pada anak usia sekolah karena di zaman generasi Z ini banyak anak yang kecanduan game online pada gadget. Hal tersebut menjadikan kemampuan psikomotorik pada anak berkurang,” ucap Hisyam Nawawi.

Baca Juga:  Penjelasan Mendikbud soal Peluang Guru Honorer pada Seleksi PPPK 2022

Dalam Pembuatan prakarya dari kertas origami, perwakilan tim KKN UIN Walisongo, Adira Tantri, memberikan contoh 5 jenis bentuk prakarya, seperti kupu-kupu, tikus, bangau, gajah, dan ikan.

Sebelum kegiatan dilaksanakan kegiatan pelatihan anak-anak mengerjakan tugas sekolah terlebih dahulu kemudian tepuk semangat untuk meningkatkan semangat dan antusiasme anak-anak.

Antusiasme anak-anak pun baik dan sangat ceria saat diajari tepuk semangat. Kemudian setelah semangat anak-anak memulai berimajinasi dalam membuat bentuk origami sesuai yang mereka inginkan.

Setelah selesai membuat, semua hasil prakarya yang dibuat oleh anak-anak dibawa pulang dan dipajang di rumahnya masing-masing.

Sebelum pulang anak-anak juga di ajak bermain suit gaya untuk meningkatkan solidaritas dan mengasah strategi. Adapun suitnya ada tiga gaya yaitu, pemburu, singa, dan orang gila. pemburu kalah dengan orang gila, orang gila kalah dengan Singa, Singa kalah dengan Pemburu dengan peraturanya anak-anak harus kompak dengan timnya dan yang kalah mendapatkan punishment dari pemenang.

Baca Juga:  Terima Mahasiswa Asal Papua, ITSNU Pekalongan Cetak Santri High Tech

Setelah itu, kegiatan ditutup dengan foto bersama anak-anak dengan hasil prakarya dari kertas origami yang dibuat.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA