Search

Paket Kebijakan, Jurus Pemerintah Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Majalahaula.id – Demi menjaga ekonomi domestik, pemerintah menyiapkan paket kebijakan agar pertumbuhan ekonomi stabil pada kisaran 5 persen di tengah situasi dinamika global yang terjadi saat ini.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa paket kebijakan ini untuk merespons agar kondisi sektor riil, inflasi, nilai tukar hingga stabilitas sistem keuangan dalam negeri tetap terjaga.

“Kami sedang menyiapkan berbagai langkah paket kebijakan agar nanti sektor riil tetap terjaga, masyarakat kelas menengah, kelompok bawah daya belinya terutama dalam menghadapi El Nino bisa didukung melalui instrumen yang segera kita rumuskan,” ucap Sri Mulyani, (Senin, 23/10/2023).

Perempuan yang juga merupakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu menambahkan, pihaknya akan melaksanakan rapat berkala pada akhir Oktober untuk mengevaluasi secara teliti dan melakukan berbagai “stress test” dalam memastikan kondisi sektor keuangan tetap stabil.

Baca Juga:  Pemerintah Kembali Kucurkan Bansos di Akhir Tahun

Lebih lanjut, ia mengakui bahwa akan ada berbagai langkah penyesuaian dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen secara berkelanjutan.

“Ada ‘adjustment’ pasti namun itu adalah di dalam untuk terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi tetap bisa berjalan secara ‘sustainable’,” imbuhnya.

Hadir dalam kesempatan itu, anggota KSSK lainnya yakni Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Dalam momen ini, Sri Mulyani juga melaporkan kepada Presiden RI Joko Widodo mengenai hasil Pertemuan Tahunan IMF-World Bank dan Menteri Keuangan dan Gubernur BAnk Sentral G20 di Marrakesh, Maroko.

Baca Juga:  Pemerintah Ingin Mewujudkan Konsep Kawasan Pemajuan Kebudayaan

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjanji untuk terus mewaspadai dampak kebijakan ekonomi dan moneter Amerika Serikat yang bisa berdampak pada aliran arus modal asing di Indonesia.

“Dari sektor keuangan kita akan pantau terus stabilitas dari sektor keuangan, perbankan, maupun pasar modal, dan juga lembaga keuangan bukan bank, termasuk pergerakan capital flow (arus modal) yang in di surat berharga maupun di saham dan juga out kalau sedang mengalami penarikan capital terutama merespon kebijakan di AS kita terus mewaspadai,” kata Sri Mulyani setelah pertemuan KSSK dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA