Search

Anwar Usman Pegang Teguh Sumpah Hakim

Majalahaula.id – Masyarakat Indonesia tak henti-hentinya mengkritik Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru saja mengabulkan gugatan soal batas usia capres-cawapres. Keputusan MK tersebut dinilai cacat hukum, dan melanggengkan politik dinasti di keluarga Presiedn Joko Widodo (Jokowi).

Tidak sedikit yang kemudian mencibir MK dan mengubah nama lembaga tersebut menjadi ‘Mahkamah Keluarga’. Apalagi Ketua MK saat ini, Anwar Usman merupakan ipar Jokowi dan paman dari Gibran Rakabuming Raka. Dan menanggapi cibiran masyarakat tersebut, Anwar Usman langsung memberi jawaban dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, 23 Oktober 2023. Ketua MK tersebut menyatakan bahwa dirinya masih memegang teguh sumpahnya sebagai hakim.

“Saya sudah menjadi hakim lebih dari 30 tahun, saya memegang teguh sumpah saya selaku hakim. Memegang teguh amanah dalam konstitusi, UUD, amanah dalam agama saya, sehingga saya sering mengatakan dalam berbagai kesempatan bagaimana Nabi Muhammad SAW, ketika didatangi salah seorang bernama Usamah bin Zaid, supaya bisa melakukan intervensi meminta perlakuan khusus karena ada tindak pidana yang dilakukan salah satu bangsawan Quraisy,” ujarnya di hadapan ratusan awak media, Senin (23/10/2023).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Dihadapkan dengan Dua Pilihan

Dirinya pun menyebut bahwa tetap memegang teguh agama. Sehingga menolak intervensi dari pihak manapun. “Nabi Muhammad SAW menolak, artinya hukum harus berdiri tegak, berdiri lurus, tanpa ada intervensi, tanpa ada takut dari mana pun,” katanya menambahkan.

Ia menegaskan bahwa selama 30 tahun kariernya sebagai hakim selalu memegang teguh amanah dalam konstitusi, undang-undang dasar, amanah dalam Al-Qur’an. “Sesuai dengan irah-irah dalam sebuah putusan, sama dengan putusan di MA, saya hakim konstitusi yang berasal dari MA, irah-irah putusannya (MK juga berbunyi) ‘Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa’. Jadi putusan itu selain bertanggung jawab kepada bangsa, negara, masyarakat, tetapi yang paling utama adalah pertangungjawaban kepada Allah SWT,” ujarnya.

Baca Juga:  Ashanty Klarifikasi terkait Alat Kontrasepsi

Ia kembali mengutip cerita Nabi Muhammad SAW yang menjamin akan memotong sendiri tangan anaknya, Fatimah, seandainya Fatimah mencuri. Pernyataan ini kerap kali disampaikan dalam berbagai kesempatan untuk mengomentari anggapan publik dirinya tak bisa bersikap netral dalam memutus perkara karena hubungan kekerabatan dengan istana. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA