Majalahaula.id – Kekayaan miliarder sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat ini mengalami penurunan hingga menggesernya dari daftar orang terkaya di Amerika versi Forbes 400. Penurunan kekayaannya terjadi ketika mantan Presiden AS itu berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di sidang pengadilan, yang terseret kasus penipuan.
Melansir CNN Business, Kamis (05/10/2023) kekayaan bersih Trump anjlok 19 persen atau USD 600 juta, menjadi total sekitar USD 2,6 miliar atau sekitar Rp 40,5 triliun. Pengurangan itu menandai kehilangan USD 300 juta dari batasan Forbes ketika majalah itu meluncurkan daftarnya. Artinya, untuk kedua kalinya dalam tiga tahun, Trump tidak masuk dalam daftar peringkat tahunan orang terkaya di Amerika.
Kekayaan bersih Trump menurun hingga dua digit, ketika ia menghadapi serangkaian tuntutan hukum termasuk persidangan penipuan perdata yang sedang berlangsung di New York dan beberapa persidangan yang dijadwalkan untuk tahun depan.
Forbes mencatat, penurunan kekayaan bersih Trump didorong oleh dua faktor utama, yaitu platform media sosial dan gedung perkantorannya yang telah kehilangan nilai. Salah satunya adalah platform media sosial yang diluncurkan Trump Media & Technology Group, Truth Social yang mengalami penurunan pengguna.
Di AS, Truth Social kini memiliki hanya sekitar 738.000 pengguna aktif bulanan aplikasi iOS dan Android pada bulan Agustus, turun dari hampir 1,3 juta pada Desember 2022, menurut Sameweb. Jumlah tersebut kurang dari 1 persen pengguna iOS dan Android yang menggunakan X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Itu sebabnya Forbes menurunkan perkiraan nilai 90 persen saham Trump di Truth Social dari USD 730 juta 2022 lalu menjadi kurang dari USD 100 juta sekarang. Rencana Truth Social untuk mengumpulkan ratusan juta dolar melalui merger dengan perusahaan cek kosong telah terhenti oleh pengawasan hukum dan peraturan selama dua tahun.
Bisnis real estat Trump juga mengalami penyusutan. San Francisco, tempat Trump memiliki kepemilikan properti, sangat terpukul oleh gejolak real estat komersial. Serangkaian jaringan gerai baru-baru ini meninggalkan San Francisco, termasuk Whole Foods, Target, Nordstrom, dan yang terbaru Starbucks. (Ful)