Majalahaula.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengatakan, saat ini belum ada rencana Indonesia untuk memberikan bebas visa bagi wisatawan China.
Menurutnya, Indonesia lebih mengutamakan kunjungan wisatawan berkualitas dibandingkan mengejar jumlah angka atau kuantitas.
“Respons atas kebijakan Thailand, kami tidak akan mengikutinya. Kami akan fokus kepada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno.
Aturan bebas visa tersebut Thailand terapkan untuk mendukung periode puncak industri pariwisata. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Thapanee Kiatphaibool mengatakan, kebijakan bebas visa ini menjadi salah satu usaha Negeri Gajah Putih untuk mencapai target 25 juta-30 juta pengunjung hingga akhir 2023 dengan total pendapatan negara 2,38 triliun baht.
Ini menjadi perayaan Hari Nasional yang berlangsung bersamaan dengan Festival Pertengahan Musim Gugur.
Banyak orang China menikmati liburan tujuh hari dari tanggal 1 hingga 7 Oktober, dengan berlibur termasuk ke luar negeri. Namun, Sandiaga menyebutkan bahwa pemerintah masih meninjau banyak hal, terutama yang lebih berfokus pada kualitas wisatawan.
“Kita tidak akan rebutan wisatawan dari China. Kali ini kami akan melihat dulu karakteristiknya seperti apa dan kami akan melakukan promosi dan insentif yang berkaitan dengan peningkatan dampak ekonomi dan lama tinggal dari wisatawan, termasuk wisatawan dari China ke Indonesia di Golden Week,” terangnya.
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya akan berkonsultasi dengan pelaku wisata termasuk agen travel untuk menarik wisatawan berkualitas.
Sehingga, sasaran utamanya adalah membidik wisatawan China yang durasi tinggalnya lebih panjang dengan pengeluaran belanja lebih tinggi.
“Harapan kami wisatawan meningkat, segi segmennya adalah segmen yang tinggal lebih lama dan belanjanya lebih banyak, atau disebut quality tourist,” pungkasnya.