Majalahaula.id – Prinsip bahwa anak akan berdialog dengan zamannya, sedangkan orang tua hanya berperan sebagai pendamping. Tidak dalam kapasitas untuk menentukan masa depan sang buah hati. Hal itu juga yang berlaku dan dipegang oleh Maudy Koesnaedi. Kendati memiliki kecintaan terhadap dunia seni peran, namun hal tersebut tidak lantas menurun kepada putra semata wayangnya, Eddy Malik Meijer. Remaja 16 tahun itu lebih tertarik menggeluti bidang olahraga ketimbang entertain.
Diakui Maudy dan suaminya, Erik Meijer bahwa sebagai orang tua tidak pernah mengarahkan, apalagi memaksa sang putra untuk fokus di satu bidang tertentu. Mereka membebaskan Eddy untuk memilih dan mengasah kemampuan sesuai keinginannya. “Memang pernah ada satu titik mau jadi atlet atau akademik, tapi nggak diarahkan juga. Yang penting masih olahraga aja,’’ ujar Maudy saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (11/09/2023).
Sama seperti orang tua lainnya, dia membiarkan Eddy menjajal sederet cabang olahraga. Hingga akhirnya, Eddy menekuni dunia basket. ’’Dia sebenarnya kiper bola. Terus, nggak boleh main karena saya khawatir. Akhirnya dia main basket di rumah,’’ jelasnya.
Hingga kini, Maudy menyebut Eddy sudah serius menjatuhkan pilihan bakatnya pada basket. Bahkan, Eddy sering mengikuti kejuaraan di tingkat daerah hingga nasional. Baik dari dalam maupun luar lingkup sekolahnya. Hal itu pula yang membuat Maudy dan suami memiliki kebulatan tekad untuk memberikan dukungan penuh atas pilihan yang diputuskan sang buah hati.
Sebagai bentuk dukungan, Maudy sering menemani sang anak di setiap pertandingan. Pemeran Zaenab di sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan itu ternyata punya alasan khusus mendukung keputusan Eddy menjadi atlet basket profesional. ’’Basket mulai banyak penyelenggaranya. Sekarang prestasinya melambung. Kalau dulu, pekerjaan yang dianggap itu dokter atau akademik lainnya. Sekarang para atlet juga sudah bernilai,’’ ucap Maudy.
Kendati demikian, hal yang terus menjadi komitmen keluarga ini adalah memberikan kebebasan kepada anak dalam menentukan masa depannya. Tidak perlu ada intervensi apalagi hingga mengarahkan keinginan orang tua kepada sang buah hati, dengan alasan apapun. Yang terpenting adalah mendukung. (Ful)