Search

6 Desa Ini Alami Krisis Air Bersih Akibat Kebakaran Bromo

Majalahaula.id – Kebakaran berhari-hari di kawasan Gunung Bromo telah membuat setidaknya enam desa yang ada di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur mengalami krisis air bersih. Itu terjadi karena sumber mata air Gunung Wantangan dan Bukit Savana Gunung Bromo rusak karena kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo. Akibatnya, saluran air bersih pun terputus ke enam desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Enam desa di Kecamatan Sukapura yang mengalami krisis air imbas kebakaran Bromo adalah Ngadirejo, Wonokerto, Ngadas, Jetak, Wonotoro, dan Ngadisari. “Air bersih ini berasal dari beberapa sumber mata air. Salah satunya berasal dari Gunung Wantangan dan juga Bukit Savana Gunung Bromo. Adanya kebakaran ini, pipa yang terbuat dari PVC di kedua sumber ini rusak,” kata Kepala Desa Jetak, Ngantoro

Baca Juga:  SARSU Pasang EWS untuk Antisipasi Bencana Susulan Semeru

Sebelum rusak akibat kebakaran, menurut dia, saluran air sempat rusak akibat jalur trail yang memunculkan percikan hingga menjadi kristal es. Tapi kali ini ditambah dengan adanya kebakaran otomatis pipa saluran air itu makin rusak.

“Harapan kami ya semoga kebakaran segara bisa diatasi, sehingga pipa saluran air bersih dari kedua sumber itu dapat segera diperbaiki. Semoga musibah ini segera berakhir, dan warga bisa lagi menikmati air bersih,” kata dia.

Sementara itu memasuki hari keenam, upaya pemadaman kebakaran di Gunung Bromo terus berlangsung. Setidaknya, hingga Senin (11/9), telah dilakukan pemadaman sebanyak 34 kali water bombing oleh helikopter milik BNPB.

Kebakaran Gunung Bromo ini akibat ulah pasangan prewedding yang menggunakan suar atau flare. Saat sesi pemotretan, percikan flare tersebut diduga terjatuh dan menyambar rumput kering hingga menyebabkan kebakaran di kawasan Bromo.

Baca Juga:  TP Kebakaran Jelang Buka Puasa, Pengunjung Berhamburan

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan water bombing sudah dilakukan untuk kedua kalinya hingga Senin siang.

Water bombing pertama dilakukan sebanyak 15 kali dan yang kedua sebanyak 19 kali. Selama hampir 2,5 jam, helikopter bolak-balik membawa air untuk kemudian diguyurkan dari udara pada titik api yang membakar kawasan Gunung Bromo.

Pengambilan air untuk water bombing kedua ini dilakukan dari kawasan Ranupani, Kabupaten Lumajang. “Sortie kedua dimulai pukul 09.41 WIB sampai pukul 12.19 WIB, ada 19 kali drop air,” kata Sadono. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA