Majalahaula.id – Wakil Presiden Ma’ruf Amin bertemu para pengusaha dari negara-negara anggota ASEAN dalam acara ASEAN Business Awards 2023. Dalam kesempatan tersebut, Ma’ruf Amin bercerita soal pengalaman Indonesia dalam mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) di dalam negeri melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.
Ma’ruf Amin berujar pesantren merupakan institusi pendidikan yang sangat khas Indonesia. Di masa lalu, tuturnya, ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Peran dan fungsi pesantren pun terus mengalami ekspansi mengikuti perkembangan di tingkat nasional dan global.
“Kini dilakukan penguatan fungsi pesantren sebagai penggerak kemandirian ekonomi rakyat, khususnya dalam menghasilkan produk-produk halal,” ujar Ma’ruf Amin di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin.
Menurutnya, ekonomi pesantren telah menjadi bagian dari strategi pengembangan ekonomi syariah nasional dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Apalagi jumlahnya mencapai puluhan ribu dan menyebar di seluruh pelosok Tanah Air.
Ma’ruf Amin menilai pesantren di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang layak untuk dikembangkan secara optimal. Khususnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan.
Adapun jumlah UMKM di ASEAN mencapai lebih dari 70 juta UMKM di ASEAN. Lebih dari 90 persen usaha domestik di negara-negara ASEAN berbentuk UMKM. Di kawasan, UMKM berkontribusi menciptakan 85 persen lapangan kerja serta menghasilkan 44 persen PDB dan 18 persen ekspor nasional.
Sebaran UMKM di perkotaan dan perdesaan, menurutnya, menjadikan UMKM tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan upaya mempersempit ketimpangan. UMKM juga menjadi motor penggerak inovasi dan kreativitas di kawasan.
Ma’ruf Amin menuturkan kekuatan ASEAN berpusat pada budaya kerja sama, perdamaian, dan penghormatan atas keberagaman negara-negara ASEAN. Sebagai negara yang bhineka, kata dia, Indonesia paham betul pekerjaan berat dalam merawat harmoni dan persatuan dalam keberagaman.
“Itulah sebabnya Indonesia teguh mendorong pendekatan-pendekatan damai, dialog konstruktif, serta kepatuhan pada hukum internasional dalam penyelesaian konflik,” ucap Ma’ruf Amin.