Majalahaula.id – Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin mengatakan pesantren harus menjadi benteng yang kuat terhadap serangan-serangan modernisasi negatif.
“Kalau tidak kita menjaga, pesantren ini yang menjadi benteng bisa saja akan terjadi perubahan. Jadi pesantren harus menjadi benteng yang kuat terhadap serangan-serangan modernisasi yang negatif yang disruptif, yang membuat perubahan pemahaman anak-anak kita,” kata Wapres KH Ma’ruf dalam Haul Masyayikh, Wisuda Purna Siswa, dan Hari Jadi ke-28 Pondok Pesantren Al-Anwar di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Kamis.
Kiai Ma’ruf menyebutkan modernisasi negatif itu seperti disrupsi dari perubahan zaman yang mengganggu pemahaman masyarakat terhadap agama.
“Globalisasi, kemajuan teknologi itu juga di samping membawa kebaikan, itu membawa keburukan juga, mendisrupsi namanya itu ya. Banyak disrupsi, banyak kemudian yang meninggalkan agamanya,” kata Kiai Ma’ruf
Kiai Ma’ruf menceritakan fenomena perubahan yang terjadi di Korea. Disrupsi di negara tersebut, kata Ma’ruf, telah membuat 52 persen masyarakat menjadi tidak beragama.
“Saya lihat di Korea itu dulu 99 persen beragama Budha, sekarang tinggal 20 persen, yang lainnya ada agama lain, yang paling besar adalah sebesar 52 persen tidak beragama, tidak beragama karena pengaruh modernisasi, pengaruh kemajuan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Kiai Ma’ruf, peran pesantren dibutuhkan sebagai benteng untuk menangkal perubahan yang negatif. Pentingnya peran pesantren juga sudah dirasakan sejak zaman kolonial.
“Pesantren juga merupakan benteng yang kuat dalam menjaga umat. Buktinya apa ratusan tahun (Indonesia) dijajah tapi mayoritas keislamannya tidak berubah itu luar biasa,” tutur Kiai Ma’ruf.
Dalam kesempatan itu, Wapres Kiai Ma’ruf juga meresmikan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam serta Rumah Susun Al-Anwar.
Pengasuh ponpes KH. Muchlis Muhsin menghadirkan beberapa pejabat negara, mulai wakil presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin, wakil gubernur Jawa Timur dan Plt kabupaten Bangkalan. Bahkan tokoh ulama dan tokoh masyarakat juga terlihat hadir dalam acara tersebut.
Dengan hadirnya para pejabat serta para tokoh, KH. Muchlis menyampaikan sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan acaranya, sehingga semua bisa dihadiri oleh tokoh tokoh di Indonesia.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Wakil Presiden Republik Indonesia serta para pejabat lainnya yang telah sudi hadir ke pondok pesantren kami,” ucapnya, Kamis (31/8/23).
Tokoh yang biasa dipanggil Kiai Muchlis itu menjelaskan alasan pihaknya menghadirkan wakil presiden, karena selama ini pondok pesantren hanya dipandang sebelah mata tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah seperti layaknya pendidikan negeri.
“Terus terang, pesantren ini kan swasta, jadi selama ini yang lebih diperhatikan kan negeri, menurutnya dalam waktu dekat akan disetarakan dengan negeri,” Jelasnya.