Search

Cara Budidaya Cacing Tanah Bisa Hasilkan Cuan

Majalahaula.id – Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah salah satu dari berbagai jenis cacing tanah yang telah berkembang biak di bumi. Cacing jenis ini lebih dikenal dengan cacing tanah merah.

Cacing tanah merah memiliki banyak manfaat, seperti sebagai pakan ikan, pakan ternak, obat pereda demam atau penurun panas, dan bahkan di beberapa Negara, cacing tanah dipakai sebagai bahan membuat obat dan kosmetik.

Tingginya permintaan terhadap jenis cacing ini, membuat banyak pelaku usaha mulai melirik untuk melakukan bisnis cacing tanah.

Membudidayakan cacing tanah juga cukup mudah. Selain itu, cacing tanah lumbricus basah dijual dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.

Berminat untuk budidaya cacing tanah merah? Simak cara membudidayakan cacing tanah merah berikut ini.

Baca Juga:  Kolaborasi Ciptakan Lapangan Kerja Baru di Sektor Parekraf

1. Membuat media ternak

Untuk media perkembangbiakan cacing tanah, kamu bisa menggunakan kotak boks bekas yang diisi tanah lembab berukuran 90 x 50 x 36 cm. Setelah membuat kotak, isi kotak dengan tanah. Biasanya tanah yang digunakan berupa tanah humus. Selanjutnya, taruh kotak di tempat teduh, jauh dari paparan cahaya matahari.

2. Menebarkan bibit cacing tanah

Setelah selesai membuat kotak sebagai media ternak, kamu dapat menebarkan bibit cacing tanah sebanyak 50 hingga 100 bibit, agar tidak terlalu padat. Bibit cacing tanah biasanya bisa didapatkan dari tumpukan sampah atau kotoran ternak. Atau bisa juga membeli dari peternak cacing, dengan harga sekitar Rp 70.000 per kilogram.

Baca Juga:  Buka Stand Pendaftaran Sertifikasi Halal UMKM

Setelah berhasil memperbanyak jumlah bibit cacing melalui media perkembangbiakan, pindahkan bibit cacing ke media budidaya. Jika kamu tidak berhasil, maka kamu dapat membeli bibit cacing yang memiliki kualitas terbaik.

3. Memberi pakan cacing tanah

Pemberian pakan untuk cacing tanah harus rutin diberikan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan cacing tanah. Pakan cacing tanah dapat berupa, kotoran ternak sapi dan kerbau, sampah organik, ampas tahu, limbah pertanian, dan probiotik.

Kamu juga dapat memberikan sampah organik yang telah difermentasi selama 1-2 hari diberi larutan EM4 dan tetes tebu.

4. Mengganti media tanah

Pembudidaya cacing perlu rutin mengganti media tanah sebulan sekali. Ini karena, cacing tanah berkembang sangat pesat. Kamu tidak perlu membuang tanah bekas cacing sebelumnya, perhatikan apabila kokon atau telur cacing yang berada di dalam menetas.

Baca Juga:  RMI NU Turut Berdayakan UMKM Pesantren

5. Membuat media telur cacing

Ketika cacing mulai bertelur, siapkan media untuk penetasan telur cacing tanah. Media yang dapat digunakan yaitu campuran jerami, pupuk kandang, serta kompos kering. Kamu dapat menanamkan media tersebut ke dalam kotak media perkembangbiakan tadi. Dengan begitu, cacing yang bertelur akan menuju ke media bertelur dan meletakkan telur pada media tersebut.

6. Memanen Cacing

Tanah Cacing tanah sudah bisa kamu panen setelah memasuki umur tiga hingga enam bulan. Setelah mengambil cacing yang siap panen, jangan lupa memisahkan cacing dan kokon untuk dikembangbiakan lagi.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA