Majalahaula.id – Wali Kota Surabaya ini dinilai berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka di Kota Surabaya. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengentas kemiskinan itu adalah program padat karya yang tersebar di berbagai penjuru kota.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, awal tahun 2022 jumlah warga miskin di Surabaya mencapai 1,3 juta jiwa. Kemudian pada akhir tahun 2022, jumlah warga miskin turun drastis menjadi 219.427 jiwa atau 75.069 KK. Selanjutnya, hingga bulan Juni 2023, data keluarga miskin di Surabaya tersisa 172.129 jiwa atau 58.835 KK.
“Di tahun 2023 ini, keluarga miskin ini saya minta sudah kerja semuanya dengan model padat karya dan intervensi lainnya, sehingga setiap anggaran yang kita keluarkan benar-benar tepat sasaran dan bisa menyejahterakan warga Surabaya,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/08/2023).
Sejak tahun lalu, lanjut Eri, Pemkot Surabaya terus bergerak menggalakkan padat karya. Hingga saat ini sudah ada 34 rumah padat karya yang terletak di 14 kecamatan. Adapun bentuknya beragam di setiap wilayah. Ada yang berbentuk café, sentra menjahit, laundry, cuci kendaraan, perbaikan Rutilahu atau rumah tidak layak huni, budi daya pertanian dan peternakan, rumah maggot, dan pembuatan paving.
Dengan adanya program tersebut, sekitar 22 ribu jiwa warga miskin dan miskin ekstrem dapat bekerja kembali. Penghasilan mereka yang mulanya hanya Rp 500 ribu meningkat tajam hingga Rp 4,4 juta per orang setiap bulannya. Beberapa bahkan dapat memperoleh Rp 6 juta per bulan. “Jadi, tujuan akhir dari program Padat Karya ini adalah mengentas kemiskinan di Kota Surabaya. Makanya, saat mengembangkan padat karya, semua pihak saya minta tidak hanya meninggalkan ego sektoral, tetapi juga harus memiliki kebersamaan dan gotong royong. Dengan demikian, ekonomi kerakyatan setempat bisa digerakkan,” ujar Eri.
Eri memastikan program padat karya memanfaatkan aset sekitar 9,5 juta meter persegi lahan kosong milik Pemkot Surabaya. Warga yang mengelola lahan tidak perlu khawatir soal kemampuannya dalam mengelola lahan tersebut. Sebab akan mendapat pendampingan dan pelatihan dari para ahli dan jajaran Pemkot Surabaya. (Ful)