Majalahaula.id – Pemerintah pusat menyiapkan uang tunggu pembangunan rumah kembali bagi penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat, dengan total Rp10 miliar bagi 2.500 kepala keluarga penyintas yang masih tinggal di tenda.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Rabu, mengatakan pemerintah pusat sudah mengirim anggaran sebesar Rp10 miliar ke rekening Pemkab Cianjur yang disalurkan untuk satu kepala keluarga sebesar Rp500 ribu per bulan selama delapan bulan terakhir.
“Satu kepala keluarga akan mendapatkan Rp4 juta untuk menyewa rumah, membangun hunian sementara atau menambah biaya selama menumpang di sanak saudaranya, sambil menunggu stimulan pembangunan rumah dari pemerintah turun,” katanya.
Pihaknya mencatat delapan bulan setelah gempa Cianjur September 2022, sebagian besar korban gempa sudah kembali membangun rumahnya yang rusak ringan, sedang dan berat setelah mendapatkan stimulan dari pemerintah pusat.
Tinggal 2.500 kepala keluarga yang masih bertahan di dalam tenda di sejumlah kecamatan sambil menunggu pencairan tahap IV dari pemerintah pusat yang saat ini masih dalam proses verifikasi ulang data termasuk warga yang belum terdata sama sekali sebagai penerima.
“Kami bersama BNPB akan terus melengkapi data warga yang belum mendapatkan bantuan, guna memastikan tidak ada seorang pun yang rumahnya rusak akibat tidak mendapatkan bantuan,” katanya.
Sementara Deputi IV Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jarwansyah, mengatakan dari 80 ribu penyintas gempa di Cianjur sebagian besar atau 65 persen diantaranya sudah menerima bantuan stimulan pembangunan kembali rumahnya dari pemerintah.
“Kami masih berupaya melakukan perbaikan data penerima bantuan tahap IV yang dalam waktu dekat akan segera disalurkan pada penyintas gempa di Cianjur, termasuk uang tunggu pembangunan rumah sebesar Rp500 ribu per kepala keluarga per bulan selama delapan bulan,” katanya.
Pihaknya berharap seluruh warga penyintas gempa di Cianjur dapat segera meninggalkan tenda dan membangun kembali rumahnya yang rusak. Sedangkan untuk sementara mereka dapat menggunakan uang tunggu untuk menyewa rumah atau membangun hunian sementara.
Bupati Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, membenarkan sekitar 5.000 warga penyintas gempa Cianjur belum membangun rumah meski sudah mendapat stimulan tahap I karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja atau tukang.
“Jumlah rumah yang rusak berat, sedang dan ringan mencapai puluhan ribu unit, sehingga membutuhkan tenaga kerja atau tukang bangunan sekitar 60 orang dan rata-rata sedang bekerja,” katanya.
Sehingga ribuan warga penyintas yang sudah mendapatkan bantuan tahap I belum dapat membangun rumah karena menunggu tenaga kerja selesai membangun rumah yang sudah lebih dulu memesan, termasuk naiknya harga material bangunan menjadi penyebab lainnya.
Pihaknya meminta warga yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah ketika ingin cepat kembali ke rumah dapat menggunakan jasa pihak ketiga aplikator atau TNI yang siap membantu warga membangun rumah dengan konstruksi tahan gempa dalam waktu dua pekan.