Majalahaula.id – Salah satu tokoh lokal di Semarang yang kiprahnya demikian diakui sejumlah kalangan adalah sosok Mbah Bustam. Dan generasi muda sudah selayaknya menjadikan kiprahnya sebagai inspirasi dalam berkhidmat.
Karenanya, dalam suasana kemerdekaan, Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang melakukan ziarah ke makam almarhum dan membersihkan makam Mbah Bustam. Kegiatan dengan melibatkan gemerasi muda Kota Semarang dalam rangka menyambut peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia.
“Tidak banyak masyarakat tahu keberadaan makam Mbah Bustam. Padahal peran almarhum dalam sejarah Semarang sangat besar,” kata Ketua PC GP Ansor Kota Semarang, Abdurrahman atau Gus Dora, Ahad (06/08/2023).
Ia pun menyebut kiprah Mbah Bustam terlihat saat munculnya perjanjian Giyanti yang membagi wilayah kekuasaan Pakubuwono Solo dan Kraton Hamengkubuwono Yogyakarta. “Perjanjian pembagian wilayah kesultanan tersebut tidak lepas dari peran dua tokoh, yakni Mbah Bustam dan Mbah Depok yang bergelar Raden Kertoboso. Sehingga karena beliau (Mbah Bustam) berhasil dalam tugas akhirnya mendapatkan gelar Surohadi Menggolo,” kata Gus Dora.
Sedangkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin memberikan pesan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap sejarah dan tokoh setempat. “Dahulu Mbah Bustam adalah seorang tokoh masyarakat, agamawan, sekaligus pemimpin Semarang. Dalam kepemimpinan pemerintahan tersebut dikenal dengan gelar Adipati Surohadi Menggolo I,” katanya.
Ia menyebut, Mbah Bustam memiliki jasa besar dalam membangun dan menata kehidupan masyarakat Semarang. Selain itu dikenal merupakan wali atau waliyullah dengan pengaruh yang demikian penting dalam sejarah perkembangan Islam, terutama di Semarang.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh PC GP Ansor Kota Semarang, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang, Youth Solidarity of Semarang, Yayasan Keluarga Sayyid Kramat Depok, dan Santri Ndalan Nusantara atau Sandal. (Ful)