Majalahaula.id – Benda peninggalan Nabi Muhammad SAW kini bisa dilihat secara langsung di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang.
Pameran Artefak yang digelar sejak Selasa (18/7/2023) hingga Minggu (30/7/2023) itu adalah pameran kedua yang diselenggarakan saat Festival Al A’Zhom.
Panitia penyelenggara pameran, Muhammad Issac Almahmudi menyampaikan, bahwa tahun lalu ikon pamerannya sorban Nabi Muhammad SAW, dan sekarang ikonnya jubah Nabi Muhammad SAW.
Pengunjung yang hendak datang untuk melihat barang peninggalan Nabi Muhammad SAW bisa melakukan registrasi terlebih dahulu melalui kontak panitia berikut: 085219236323.
Pameran ini terbuka untuk umum mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Pada Pameran Artefak Nabi ini ada sekitar 24 barang peninggalan Nabi Muhammad SAW yang dipamerkan. Beberapa di antaranya ada jubah nabi sebagai ikon pameran, lalu ada darah bekam nabi, esktrak keringat nabi, helai rambut nabi, tongkat nabi, dan janggut nabi.
Selain itu, ada kiswah makam Nabi Muhammad SAW, kiswah Kakbah, cambuk milik nabi, helai rambut putri bungsu Nabi Muhammad yakni Sayyidinah Siti Fatimah, serta helai rambut istri pertama Nabi Muhammad yakni Sayyidinah Siti Khadijah.
Issac mengatakan bahwa semua artefak peninggalan Nabi Muhammad yang dipajang asli.
Keasliannya, kata dia, mengacu kepada sertifikat keaslian dari Prof. Dr. Abdul Manan Embong.
Untuk diketahui, Abdul Manan Embong ialah seorang profesor sekaligus arkeolog yang meneliti khusus barang peninggalan nabi Muhammad SAW.
“Setiap barang peninggalan nabi itu asalnya dari berbagai negara. Jadi, Profesor Embong ini keliling dunia untuk menelitinya,” kata Issac.
Issac melanjutkan, Profesor Embong meneliti ke berbagai negara, mengingat Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya juga tidak menetap di satu lokasi saja.
Benda yang dipajang bukanlah satu-satunya yang dimiliki nabi.
“Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengenakan satu jubah saja, beliau sudah hidup sekitar 63 tahunan,” katanya.
Meskipun pada dasarnya pameran ini erat kaitannya dengan sejarah peradaban umat Islam, akan tetapi pameran ini tidak bisa dikunjungi oleh siapa saja.
“Semua kalangan bebas masuk ke sini, pameran ini juga dihadirkan sebagai media edukasi,” kata Issac.
Saat memasuki ruangan pameran, pengunjung wajib mengenakan pakaian sopan dan menutup aurat.
Bagi pengunjung perempuan yang belum menutup aurat, misalnya, pihak panitia menyediakan kain penutup kepala untuk dipakai saat masuk ke area pameran.