Search

Sebuah Kewajiban Menjaga Aswaja

Majalahaula.idUlama asal Damaskus, Suriah Syekh Muhyiddin Abdul Rozzaq Mazzawiyyah menegaskan, para auliya Allah seperti gunung yang tertancap kuat. Bila berpegangan pada mereka, pasti akan selamat. “Berpegang teguhlah pada mazhab-mazhab auliya Allah dan jangan sampai tergelincir, karena sejak dulu hingga sekarang, Ahlussunnah wal Jamaah tidak berubah,” pesannya di acara kajian kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah rutinan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Tambuko, Sumenep, Jawa Timur.

Pada pembahasan Al-Ittihaad wal Huluul atau Manunggaling kawulo lan Gusti, Syekh Muhyiddin menyampaikan bahwa di antara sebab merebaknya faham al-ittihad wal huluul adalah ketika para pemuda lebih suka menggandrungi ilmu falsafah tanpa dasar yang kuat di dalam ilmu tauhid, sehingga mereka mudah tergelincir dari aqidah. Menurutnya, ada beberapa kitab tasawuf yang tidak bisa dibaca sendiri tanpa bimbingan guru, seperti kitab al-Futuhat al-Makkiyah karya Syaikh Ibnu Arabi. Karena di dalam kitab tersebut banyak bahasa tasawuf yang sangat tinggi. Apabila tidak difahami dengan benar, maka bisa dinilai sebagai suatu yang menyesatkan. “Di kitab tersebut banyak qaul yang benar, tapi dinilai sesat,” tegas di Dusun Pangelen, Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga:  Intoleransi Bibit Utama Radikalisme

Syaikh Muhyiddin menjelaskan, umat Islam khususnya Nahdliyin diselamatkan karena selalu berada dalam lingkungan Ahlussunnah wal Jamaah. Sebuah kewajiban warga NU menjaga faham ini melalui wadah terbesar di dunia, yakni Nahdlatul Ulama. “Semoga kita dikaruniai tsabat dan sadad, yakni kuat di dalam berakidah yang benar dan tak tergelincir dari akidah yang dianut oleh pendahulu,” harapnya usai membaca dan memuji karya Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA