Majalahaula.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa batalnya penyelenggaraan ANOC World Beach Games atau WBG 2023 di Bali, membuat Indonesia berpotensi kehilangan devisa USD 13,15 juta atau Rp198,17 miliar.
Padahal jika pesta olahraga pantai dunia itu jadi digelar di Bali, maka diprediksi Indonesia bisa kedatangan 6.900 wisatawan dari 69 negara.
Sandiaga mengaku kecewa karena WGB 2023 sudah dijadwalkan berlangsung di Bali pada 5 sampai 12 Agustus mendatang, namun harus dibatalkan.
“Tapi, jangan kita terpecah belah dan saling menyalahkan, karena pasti ada sejuta cerita di balik pembatalan event ini,” terangnya dalam Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).
Sandiaga bilang, masih banyak kegiatan menarik lainnya yang dilaksanakan di Pulau Dewata Bali. Termasuk event Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) . Masyarakat pun dapat menikmati momen-momen berharga lainnya, termasuk berwisata.
“Mari kita isi dengan event-event lainnya, termasuk event MICE yang kami lakukan di Bali, Internasional Tourism Investment Forum,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menambahkan, pada dasarnya Bali sudah siap menjadi tuan rumah WBG 2023. Walaupun akhirnya dibatalkan dan hal tersebut merupakan menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
“Bali sudah siap dari sisi venue, pantai-pantai, termasuk juga hotel -hotel,” terangnya.
Ia mengungkapkan, sudah ada sejumlah kamar yang dipesan untuk kegiatan WBG 2023. Namun adanya pembatalan tersebut sudah meminta pada PHRI agar kamar yang gagal dipesan dapat dialihkan untuk tamu lainnya.
Sebelumnya Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) mengatakan bahwa Bali mundur sebagai tuan rumah WBG 2023.
Menurut ANOC, panitia penyelenggara lokal atau LOC Bali menarik diri dari komitmen karena anggaran dari pemerintah belum turun, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa, padahal persiapan tinggal sebulan lagi.