Search

Mengenal Lebih Dekat Pesantren Roudlotul Muta’abbidin Lamongan

Majalahaula.id – Pondok pesantren Roudlotul Muta’abbidin berdiri pada era 50an setelah kemerdekaan Indonesia,yang didirikan oleh KH. Basyir Anwar, beliau adalah seorang kiai pendatang alias bukan asli pribumi Payaman, kala itu masyarakat payaman yang mayoritas orang awam membutuhkan sosok seorang kiai yang bisa mengayomi masyarakat, bisa dijadikan panutan masyarakat, kiai Basyir bukanlah seorang diri berjuang di Payaman.

Beliau di Payaman mempunyai sahabat seperjuangan yaitu KH. Abdurrohman Musthofa Kranji yang masih ada hubungan keluarga dengan beliau, dengan adanya dualisme kiai di Payaman ini, beliau berdua sepakat membagi lahan perjuangan,yakni kIai Abdurrahman dalam pendidikan formalnya sedangkan kyai Basyir berjuang di bidang keagamaan atau non formal, kiai Abdurrohman menetap di Tlogo dan beliau mendirikan sebuah pondok pesantren yang terkenal dengan sebutan pondok Tlogo yang sekarang bernama pondok pesantren Darul Ma’arif, sedangkan kyai Basyir mendirikan surau yang dalam bahasa jawa disebut langgar, yang populer bernama langgar kidul,disinilah cikal pondok pesantren Roudlotul Muta’abbidin bermula.

Baca Juga:  Simak Tips Santri Baru Betah di Pesantren

Dari analisa makna, Roudlotul Muta’abbidin menurut gramatika arab terdiri dari kata ar-Roudloh mempunyai arti taman, dan al-Muta’abbidin yang berarti orang-orang beribadah, maka ketika di gabungkan menjadi Roudlotul Muta’abbidin mempunyai maksud tempat orang-orang beribadah dan menghambakan diri kepada Allah, nama ini di cetuskan oleh al maghfurlah KH. Mujib basyir beliau termasuk salah satu putra al-maghfurlah KH. Basyir Anwar menetap di Solokuro sekaligus pengasuh PP. Miftahul Ulum Solokuro.

Dalam perjalanannya Muta’abbidin sudah mengalami masa empat periodisasi yaitu periode pertama yang diasuh langsung oleh al-maghfurlah KH. Basyir Anwar (1950-1971), dalam periode pertama ini KH. Basyir Anwar telah berhasil mendirikan pondok pesantren yang ketika itu masih bernama pondok kidul atau langgar kidul, disebut langgar atau pondok kidul karena letaknya di desa Payaman bagian selatan.

Baca Juga:  Pendiri Pesantren Denanyar yang Peduli Kaum Perempuan

Periode kedua di teruskan oleh putra KH. Basyir Anwar yang kelima yaitu al-maghfurlah KH. Habib Basyir (1971-1998), dalam periode ini langgar kidul sudah berganti menjadi pondok pesantren Roudlotul Muta’abbidin, di bawah asuhan KH. Habib Basyir PP. Roudlotul Muta’abbidin mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, dengan didirikannya YAYASAN PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL MUTA’ABBIDIN, tidak hanya itu, kemajuannya juga ditandai dengan berdirinya pendidikan formal yaitu MA (madrasah aliyah) unit pendidikan formal pertama kali di Muta’abbidin, kemudian diikuti oleh unit-unit pendidikan yang lain baik formal maupun non formal.

Periode ketiga diasuh oleh al-maghfurlah K. Anwar Basyir (1998-2001), yang tak lain juga putra KH. Basyir Anwar, namun perjuangan beliau di pondok pesantren Roudlotul Muta’abbidin tidak berlangsung lama hanya empat tahun, beliau sudah dipanggil kehadirat Allah dalam sebuah kecelakaan, dengan singkatnya masa pengabdian beliau di Muta’abbidin bukan berarti beliau tidak menghasilkan karya apa-apa, akan tetapi cita-cita beliau dalam memajukan pondok bisa dibilang fenomenal, karena hanya dalam masa sesingkat itu beliau sudah mampu meneruskan perjuangan pendahulunya, dengan di bangunkannya gedung pondok pesantren putri dan gedung MI roudlotul muta’abbidin.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Modern As-Sajdah Makkiyah Batulayang Pontianak, Bangkitkan Ghirah Belajar di Tengah Pandemi

Periode keempat adalah periode sekarang yang dalam asuhan KH. Bastho Basyir juga putra KH. Basyir Anwar, dalam periode inilah yang sampai saat ini berjalan

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA