Majalahaula.id – Menjaga lingkungan dari limbah plastik, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang gunakan besek (wadah berbahan anyaman bambu) sebagai wadah daging untuk dibagikan kepada masyarakat saat hari raya Idul Adha tahun 2023.
Dilansir dari TIMES Indonesia, pelaksanaan kurban di pesantren yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari nampak berbeda pada tahun sebelumnya, kali ini panitia telah menyiapkan ratusan besek tersusun rapi di halaman Pondok Pesantren Tebuireng sebagai wadah daging, Kamis (29/6/2023).
Daging yang dibagikan kepada ribuan warga dimasukkan ke dalam wadah tersebut. “Dengan wadah besek ini tentu lebih ramah lingkungan. Karena bambu bisa diurai oleh tanah. Lain halnya dengan plastik yang tidak bisa terurai,” tambah Ketua Pengurus Pesantren Tebuireng Jombang H Lukman Hakim.
Dari segi jumlah, hewan kurban yang disembelih oleh Pesantren Tebuireng juga berbeda dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, Tebuireng menyembelih 44 sapi. Sedangkan tahun ini sebanyak 22 ekor sapi.
Oleh sebab itu, Lukman mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberi amanah Tebuireng dalam mengelola hewan kurban.
“Kami sampai terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan kurban di Tebuireng,” ungkapnya.
Sementara itu, antrian cukup panjang mewarnai proses pembagian daging ke masyarakat. Terlihat warga yang sebagian besar perempuan itu berbaris rapi mulai dari meja panitia hingga pintu gerbang pesantren.
Meski demikian, pembagian daging tersebut berlangsung tertib. Karena warga sudah menerima kupon sehari sebelumnya. Nah, kupon itulah yang ditukarkan dengan satu besek (bungkus anyaman bambu) berisi daging.
Untuk meminimalisir antrian, panitia Idul Adha di Tebuireng Jombang melakukan terobosan. Untuk panti asuhan dikirimin menggunakan mobil pikap. Sehingga anak-anak panti asuhan tidak perlu mengantri di pesantren Tebuireng.
“Bagi warga sekitar langsung datang ke Tebuireng untuk menukarkan kupon dengan daging. Sedangkan untuk panti asuhan panitia mengantarkan daging kurban ke lokasi. Itu antrean di pesantren Tebuireng sangat panjang. Bisa anda lihat sendiri,” ujarnya.
Lukman menjelaskan, pesantren Tebuireng menyembelih 22 ekor sapi dan empat kambing pada Idul Adha tahun ini. Penyembelihan tidak dilakukan sekaligus. Tapi dilakukan secara bertahap. Hari ini yang disembelih 12 ekor.
Daging tersebut dibagikan kepada warga sekitar serta masyarakat lain yang membutuhkan, termasuk ke sejumlah panti asuhan. “Untuk warga sekitar Tebuireng saja, jumlah penerima daging kurban 3000 orang lebih,” ujar Lukman.
Memang, selepas zuhur, warga mulai berdatangan ke pesantren yang didirikan oleh KH Hasyim Asyari pada 1899 ini. Sebagian besar adalah perempuan. Mereka datang sembari membawa kupon yang dibagikan sehari sebelumnya.
Seluruh warga tersebut kemudian mengantri dengan tertib. Satu persatu menuju panitia untuk menukarkan kupon dengan daging. Begitu menerima daging kurban yang sudah dikemas, para penerima ini langsung tersenyum. Mereka kemudian balik kanan.
Adalah Munawaroh (62), salah satu warga setempat. Dengan sabar Munawaroh membaur di antrian. Begitu sudah gilirannya Munawaroh langsung menyerahkan kupon kepada panitia. Sebagai gantinya, Munawaroh mendapatkan satu besek (wadah anyaman bambu) yang berisi daging.
“Kebetulan anak saya minta dimasakin bakso. Daging ini akan saya olah jadi bakso. Alhamdulillah, setiap tahun saya selalu mendapatkan daging kurban dari Pesantren Tebuireng,” kata Munawaroh usai mendapatkan daging sapi dari panitia kurban.