Majalahaula.id – Pondok Pesantren Tebuireng yang berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur meliburkan kegiatan pesantren sejak Senin (26/6/2023) hingga Sabtu (15/7/2023) mendatang. Sejumlah santri pun memilih pulang ke daerahnya masing-masing. Pelepasan kepulangan santri digelar di Parkiran Kawasan Gus Dur.
Mudir Bidang Pendidikan Pondok Pesantren Tebuireng, H Kusnadi Said saat memberikan pengarahan menyampaikan bahwa liburan kali ini adalah liburan semester genap. Atau bisa disebut liburan akhir tahun 1444 hijriah.
Kepada santri, ia menekankan agar liburan ini dijadikan ajang untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh selama belajar di Pesantren Tebuireng di rumahnya masing-masing. Liburan pesantren menurutnya juga jangan dimaknai sebagai satu kesempatan untuk berhenti belajar.
“Kalau di sekolah kalian dinilai oleh gurunya, tapi di rumahnya kalian akan dinilai oleh orang tuanya sejauh mana ilmu yang kalian terima dan diamalkan di rumah,” katanya di hadapan para santri, Senin (26/6/2023).
Para santri Tebuireng, khususnya mereka yang saat ini sedang menimba ilmu di pondok, tentu mengemban nama besar pesantren dan para masyayikh atau pendahulu Tebuireng. Oleh karenanya, di kala santri kembali ke lingkungannya masing-masing diharapkan dapat mewarnai masyarakat sekitarnya dengan bekal ilmu yang sudah diperoleh.
“Jangan sampai kalian terpengaruh oleh lingkungan, tapi kalian harus bisa mempengaruhi lingkungan dengan bakal ilmu yang sudah didapat dari Pesantren Tebuireng,” pesannya.
Di samping itu, pria yang kerap disapa Ustadz Kusnadi ini juga berpesan agar para santri di rumahnya tidak kendor dalam melaksanakan ibadah. Karena hal itu menurutnya adalah salah satu identitas dari santri Pondok Pesantren Tebuireng.
“Minimal jangan sampai shalat dibangunkan oleh orang tua. Kalau perlu kalian yang membangunkan orang tua untuk shalat. Kalau sebaliknya, itu bukan identitas santri Tebuireng. Santri Tebuireng harus semangat dalam beribadah,” ucapnya.
Perihal yang sama diungkapkan Kepala Pondok Pesantren Putra Tebuireng Ustadz Slamet Habib. Ia mengingatkan pentingnya santri Pesantren Tebuireng dapat memberikan teladan yang baik kepada masyarakat, setidaknya dalam hal menjalankan ibadah.
“Santri-santri Tebuireng harus memberikan contoh kepada masyarakat. Kalau sampean dekat masjid atau mushala paling tidak ikut jamaah di sana ya. Kalian harus bisa mewarnai,” pesannya.
Tak lupa ia menitipkan salam kepada orang tua santri dari segenap unsur kepengurusan Pondok Pesantren Tebuireng. “Salam kepada orang tua dari pengasuh Pesantren Tebuireng dari pengurus, dari ustadz-ustadz Tebuireng. Mudah-mudahan nanti berangkat pulang diberi keselamatan, orang tua panjang umur, banyak rezekinya,” tuturnya.