Search

Ramai Kasus Perselingkuhan dan Pentingnya Keluarga

Majalahaula.id – Publik tengah dihebohkan dengan maraknya kasus perselingkuhan belakangan ini. Kabar perselingkuhan dari kalangan selebritas maupun orang biasa tersebar luas di media dan banyak platform digital lainnya. Perselingkuhan tersebut bahkan tak sedikit dilakukan oleh pihak yang telah berkeluarga dan memiliki keturunan. Banyaknya kasus perselingkuhan yang viral itu membuat orang mengelus dada. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) Nurmey Nurulhaq turut menyoroti hal tersebut. Menurutnya, perselingkuhan terjadi karena banyak faktor. “Tantangan perkawinan dan keluarga pada saat ini terkait media sosial. Banyaknya komunitas hobi dan minat atau bahkan reuni seringkali dianggap sebagai pemicu terjadinya perselingkuhan,” katanya sebagaimana dilansir NU Online, Jumat (23/06/2023).

Baca Juga:  Masa Jabatan Kades 9 Tahun dan Kelola Dana 2 Miliar

Meski demikian, ia menilai bahwa sebesar apapun tantangan dari luar, ketika setiap pasangan itu memiliki kematangan diri, maka orang tersebut akan memegang komitmen perkawinan dan mampu bertahan dengan tidak menjadikan apapun sebagai alasan untuk berselingkuh. “Setiap keluarga, pasangan akan menghadapi tantangan yang berbeda. Tapi, tidak semua pasangan itu bisa survive dari tantangan yang sama ketika mereka tidak memiliki kematangan diri yang cukup. Kematangan diri ini tentang kesadaran diri akan diri sendiri dan pasangannya,” jabar dia.

Perempuan yang karib disapa Ning Rully itu menegaskan bahwa setiap pasangan pasti akan menghadapi problematika dalam dinamika rumah tangga. Namun, tantangan tersebut tak lantas memicu kerenggangan yang berujung pada perselingkuhan. Orang yang berselingkuh, lanjut dia, sering kali mereka tidak puas dengan pasangannya, tidak memiliki kesamaan dengan pasangannya, tidak bahagia dengan pasangannya, tidak berdaya, atau disepelekan.

Baca Juga:  Masyarakat Diminta Tak Kaitkan Gempa Cianjur dengan Agama

“Tantangan itu akan selalu ada, tapi tidak semua orang itu gagal ketika menghadapi tantangan itu. Banyak yang resilient, survive,” tutur psikolog keluarga tersebut. Ia kemudian menjabarkan beberapa faktor penyebab perselingkuhan. Biasanya, pihak yang berpotensi selingkuh adalah orang yang insecure, memiliki kepercayaan diri rendah, atau sebaliknya yakni kepercayaan diri yang berlebihan. Dan hal ini hendaknya dihindari dari sejumlah pasangan agar rumah tangga dapat awet dan tidak mengorbankan anggota di dalamnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA