Search

Pentingnya Pembimbing Ibadah Haji Perempuan

Majalahaula.id – Anggota Amirul Hajj Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan pentingnya keberadaan para pembimbing ibadah perempuan guna merespons persoalan haji yang dihadapi jamaah perempuan yang tahun ini jumlahnya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. “Para pembimbing ibadah perempuan untuk merespons itu. Selama ini banyak yang belum paham, bingung sendiri, terus malu mau nanya karena pembimbingnya laki-laki,” kata Alissa, di Madinah, Jumat (23/6/2023).

Menurut Alissa, dengan adanya pembimbing ibadah perempuan maka jamaah akan lebih dekat dan mudah bertanya hal-hal yang menyangkut persoalan haji. “Jadinya jamaahnya kenal dengan pembimbingnya. Enggak jauh-jauh nanya ke anaknya sampai ke Indonesia terus aku piye?” kata putri sulung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Baca Juga:  Tok! Perda Fasilitasi Pengembangan Pesantren Disahkan

Alissa yang pada tahun lalu bertugas sebagai anggota monitoring dan evaluasi (monev) mengaku sempat menyampaikan ke pembimbing ibadah laki-laki mengenai persoalan ini, namun para pembimbing laki-laki menyatakan tidak ada masalah dengan jamaah perempuan. “Enggak apa-apa kok, ibu-ibu bebas-bebas aja ngomong sama kami. Ya ngomong, yang enggak memang itu tantangan juga, karena pembimbing itu kan harus tenaga serbaguna diasumsikan kalau laki-laki lebih kuat,” jelasnya.

Melihat kondisi tersebut, Alissa mengaku telah memberikan sejumlah rekomendasi kepada Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar menambah jumlah pembimbing ibadah perempuan. Ia menekankan jumlah jamaah haji perempuan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan pembimbing ibadah perempuan guna menjawab persoalan yang dihadapi para jamaah perempuan.

Baca Juga:  5 Kecamatan di Sikka NTT Diisolasi Akibat KLB Rabies

Alissa mengakui pada pelaksanaan ibadah haji tahun lalu jumlah pembimbing ibadah sangat sedikit, namun pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini sudah ada penambahan. “Tahun lalu jumlahnya hanya 10 persen, sekarang sudah meningkat hampir 50 persen. Kalau dulu 10 persen sekarang sudah ditambah,” imbuhnya.

Menurut Alissa, jumlah pembimbing ibadah haji perempuan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah jamaahnya. “Kalau menurut saya disesuaikan dengan proporsi jamaah hajinya. Kalau jamaah haji perempuannya 52 persen berarti 52 persen dari pembimbing ibadah hajinya harusnya juga perempuan,” tegasnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA