Majalahaula.id – Pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan impor beras tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Zulhas, sapaan Zulkifli, mengakui kebijakan impor beras kadang-kadang tidak populer, namun hal itu perlu dilakukan.
“Beras kita memang harus ambil walaupun kadang-kadang tidak populer, ambil inisiatif,” tuturnya di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
“Kalau El Nino berat harganya kita enggak boleh beras kurang. Oleh karena itu saya sudah (tanda tangani) Momerandum of Understanding atau nota kesepahamanan dengan India 1 juta ton sewaktu-waktu bisa beli. Government to Government kita sudah pesan 1 juta ton,” urainya, dikutip Kompas.com.
Menurut Zulhas, rencana importasi tersebut dilakukan di luar penugasan impor beras 2 juta ton sepanjang 2023 dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Perum Bulog.
“Iya, iya di di luar, ini baru MoU untuk harga tetap barang ada tapi belum kita beli tapi sudah ada MoU GtoG, tahun ini kalau butuh bisa beli. Barangnya sudah ada,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton.
Penugasan ini diketahui melalui Surat Penugasan tertanggal 24 Maret 2023 oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo ke Bulog.
Dalam surat itu disampaikan bahwa impor beras bertujuan memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir tahun 2023 dan impor sebanyak 500.000 ton perlu segera dilakukan.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyebut penugasan impor beras 2 juta ton tersebut merupakan alokasi sepanjang 2023, dan akan dilakukan secara bertahap melihat kondisi produksi beras dalam negeri.
Ini alokasi. Jadi sekaligus dikasih tugas dalam satu tahun, tapi tidak berarti 2 juta itu harus dimasukkan semua, enggak,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, kuota impor sebesar 500.000 ton kini sedang berjalan.
Namun, kebutuhan selanjutnya akan ditinjau ulang dengan mempertimbangkan kemampuan pengadaan dalam negeri.
“Targetnya 500.000 ton masuk dulu. Kalau proses Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri potensinya bagus, begitu kita yakin bisa penuhi dari dalam negeri, otomatis 500.000 ton ini jalan, (sementara) sisanya ditunda dulu,” kata Ketut.
Kemudian pemerintah perlu segera mendistribusikan sekitar 640.590 ton beras untuk 21,35 juta keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) yang masing-masing keluarga menerima 10 kilogram untuk kebutuhan selama Maret-Mei 2023.
Ketut berharap dalam waktu tiga bulan ke depan, produksi dari daerah-daerah yang termasuk dalam Kerangka Sampel Area (KSA) yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) membaik. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan tiba pada April 2023 dan memuncak pada Agustus 2023.