Majalahaula.id – Dalam catatan sejarah, Indonesia yang disebut dengan Nusantara pernah memberikan sumbangih cukup mengagumkan. Lewat nilai toleransi dan harmoni yang ditawarkan, sejumlah kerajaan bisa bertahan dalam waktu yang demikian lama.
“Kerajaan Sriwijaya bisa bertahan hingga 7 abad lamanya dan mempersatukan seluruh Nusantara dalam jaringan perdagangan dengan tetap menoleransi perbedaan politik,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, Kamis (15/06/2023).
Pandangan ini disampaikan Gus Yahya pada acara sosialisasi ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference ASEAN IIDC 2023 di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan dihadiri sejumlah kalangan, termasuk tokoh agama di Indonesia Timur.
Disampaikannya bahwa bangsa Indonesia lewat kerajaan Majapahit juga pernah mempunyai warisan yang demikian luhur yakni Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Bahwa kerajaan ini lebih menghargai perbedaan, dan bukan sebagai negara agama.
Dijelaskan Gus Yahya bahwa dengan komitmen tersebut, maka dalam perkembangan kerajaan Majapahit tidak pernah mempersoalkan identitas agama bagi seleksi kepemimpinan. Bahkan tak sedikit kerajaan di bawahnya terutama di Jawa yang dipimpin kalangan muslim. “Dan, hal tersebut tidak dipersoalkan oleh kerajaan Majapahit,” tegasnya.
Dengan demikian, Gus Yahya mengajak seluruh tokoh untuk kembali kepada nilai luhur agama yang ada. Dari mulai harmoni, merdeka, damai, hingga keadilan sosial sembari mengutip Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Dan di ujung sambutannya, Gus Yahya berharap seluruh gagasan luhur yang ada di setiap agama terus digali dan ditawarkan bagi peradaban dunia. “Nah, diharapkan nilai-nilai agama ini semoga akan memberikan kontribusi bagi peradaban mendatang,” tandasnya.
Gus Yahya juga menjelaskan bahwa jatuh bangunnya peradaban umat manusia berlangsung secara parsial regional. Namun saat ini, seiring dengan dunia yang memasuki era global yang ditandai dengan kemudahan transportasi dan komunikasi, akhirnya perubahan bersifat global dan universal.
Dengan kondisi tersebut, sudah saatnya setiap agama memberikan sumbangsih terbaik bagi peradaban mendatang. Gus Yahya yakin bahwa banyak nilai luhur yang ada dalam agama, tinggal bagaimana dapat diformulasikan lewat sejumlah dialog hingga kosolidasi global. (Ful)