Search

Dampingi Bapak dan Kakak Berhaji di Kursi Roda, Bakti Suwarji di Uji

Majalahaula.id -Anak terhadap orang tua akan terus diuji. Adalah Suwarji (65), mendampingi dua orang tua lanjut usia (lansia) yang berisiko tinggi (risti) untuk menjalankan ibadah haji 2023 ini.

Kedua orang itu adalah sang bapak Marto Setomo Kartosemito (92) dan kakak sepupunya Sri Suyatmi (71). Keduanya sama sama harus dibantu kursi roda.

Suwarji berharap Allah SWT memberikan kemudahan dalam mendampingi orang tua dan kakaknya. Suwarji tergabung dalam kelompok terbang (kloter) Solo-Yogyakarta SOC 51 yang tiba di King Abdul Azis International Airport (KAAIA) Jeddah Jumat 9 Juni 2023.

Pria asal Cangkriman Sleman Yogyakarta dan bapaknya ini sudah menunggu 12 tahun lamanya untuk bisa haji. Demikian juga kakaknya, sudah menunggu lebih lama saat tahun.

Suwarji berharap diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk bisa mendampingi bapak dan kakak beribadah haji. “Harus sabar dan semoga diberikan kemudahan oleh Allah SWT,” kata Suwarji.

Baca Juga:  Gelar Raker, Fatayat NU Pandeglang Fokus Ketahanan Pangan

Diakuinya, sang bapak sudah kesulitan membawa diri, jalannya sempoyongan, menderita demensia dan sakit karena umur tua lainnya.

Suyatmi sendiri mengakui dirinya lansia risti. Menderita pembengkakan jantung, asma, hingga hipertensi. “Saya mohon dimudahkan oleh Allab SWT,” kata ibu tiga anak yang suaminya sudah beribadah haji duluan pada 2011 silam.

Tak hanya Suwarji, Ketua Regu M Harun Anwar juga harus memperhatikan anggota kloternya. Masih ada lansia risti di kloter SOC 51 adalah Ngadirin, usia 91 tahun. Jalannya lambat dan pendengaran sudah mulai berkurang.

Di tengah terik cuaca panas, Harun akan berusaha mengingatkan para lansia untuk sering minum, menaw semprot air untuk membasahi badan.

Apalagi yang lansia di regunya sebanyaak 11 orang, tujuh di antaranya lansia. Anggota yang muda mengawal para lansia. Dan lansia yang masih bisa mandiri diupayakan tetap mandiri dan sehat.

Baca Juga:  H Yaqut Cholil Qoumas Ingatkan Garis Perjuangan NU

“Kami akan memantau terus dan mengawal rukun rukun haji para lansia risti. Memastikan bisa melaksanakan ibadaah wajibnya,” kata Harun.

Ketua regu lainnya, Sugito Samijo Mangkudikromo dari SOC 51 tampak telaten merawat anggotanya yang lansia risti Daldoeri Hardjodimuljo, 90. Sang kakek yang berangkat tanpa pendamping ini terbilang jemaah haji kuota tambahan. Dia menderita gagal jantung yang kinerjanya tinggal 40 persen, anemia, dan pendengaran kurang. “Beliau tak boleh terlalu capek,” katanya.

Bahkan sempat tak merespon panggilan saat berada di paviliun bandara KAAIA. Dokter kloter SOC 51 dr Rina Sugiyanti Sp.KJ justru memikirkan kondisi kesehatan lansia risti lain. Sebab Daldoeri saat di Indonesia kondisi kesehatannya lebih stabil. Ternyata harus dirawat di Pos Kesehatan Bandara KAAIA Jeddah. Setelah stabil langsung diikutkan bus kloter berikutnya menuju hotel dmdi Makkah dan menjalankan umrah wajib.

Baca Juga:  Nihayatul Wafiroh Layanan Kesehatan di Indonesia Timur

Dokter kloter justru mengkhawatirkan Kholi Musyafa (80), yang di klinik KKP di Indonesia hipertensinya mencapai 220 dan gulanya 500 plus plus. Sudah dikasih terapi insulin. “Tapi saat di pesawat, tak ada insulin. Tapi sudah dikasih infus dan metformin,” katanya.

Jemaah haji lainnya yang perlu perhatian adalah Sugaib (59). Dia menderita kanker kolon. Tapi jinak. Semula tidak risti, hanya trease kuning. Ternyata ada efeknya ke liver. Tapi ada istrinya yang mendampingi. “Selama dalam perjalanan ini sempat mengalami pendarahan,” katanya.

Sementara itu, Dokter Pos Kesehatan Indonesia di Bandara KAAIA Jeddah dr Ane Dwi Sari Sp.KP mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap pasien Daldoeri yang telah diberikan infus dan pemberian obat. Saat ini kondisinya sudah stabil.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA