Majalahaula.id – Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Fatimah Bojonegoro, KH Tamam Syaifuddin mengatakan bahwa mengelola lembaga pendidikan harus tulus, ikhlas, dan bekerja sama antartim. Hal tersebut menjadi persyaratan penting dan hendaknya terus menjadi perhatian.
Penekanan itulah yang kerap disampaikan kepada guru, ustadz, dan ustdzah yang mengajar baik di RA Al Fatimah, MI Al Fatimah, SMP Al Fatimah, SMA Al Fatimah, hingga IAI Al Fatimah.
Kiai Tamam menjelaskan, lembaga pondok pesantren yang di situ di bawah naungan Yayasan Al Fatimah didirikan untuk melaksanakan amanah dari orang tuanya untuk terus berjuang demi syiar Islam dan pendidikan. “Dulu semasa kecil, ibu mendoakan kelak saya memiliki pondok pesantren. Alhamdulillah dengan segala potensi, tirakat, susah payah, akhirnya yang dicita-citakan ibu dapat terkabul,” katanya.
Tahun 2006 diresmikan Pondok Pesantren Al Fatimah yang menyematkan Al Fatimah dari nama ibunya. Alumnus Pondok Pesantren As-Shomadiyah Makam Agung Tuban ini menambahkan, pengalamannya kuliah mulai dari S1 di UIN Sunan Ampel Surabaya, lalu S2 di Universitas Wijaya Putra Surabaya, dan S3 di Unesa menjadi bekal mengelola lembaga pendidikannya.
“Alhamdulillah hasilnya bagus, dan masyarakat merespon dengan baik. Sekarang santri mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, luar Jawa, bahkan sekarang ada yang dari Sabah Malaysia. Artinya, kami harus merawat, menjaga, meningkatkan pelayanan dengan baik,” tutur Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro tersebut.
Kiai Tamam mengaku memiliki guru spiritual Habib Ahmad Alaydrus dari Jakarta. Beliaulah yang mensuport dengan doa, memberikan amalan pada santri Pondok Al Fatimah untuk khataman Al Quran satu santri 1 juz setiap malam jumat dengan istiqomah. Sedangkan pesan kakek dan orang tuanya, setiap kali habis sholat mendoakan seluruh santri, itulah yang dilakukan sampai saat ini.
“Jadi mengelola dan membesarkan pondok pesantren itu sederhana, kuncinya tulus, ikhlas, dan kebersamaan. Tidak usah niat yang aneh-aneh, apalagi niat mendirikan lembaga pendidikan. Sekarang banyak orang mampu orang kaya ingin mendirikan lembaga pendidikan tapi dengan tanpa orientasi,” pungkasnya. (Lina)