Search

Pemerintah Jajaki Penggunaan Gelang Jamaah Haji Berbasis GPS

Majalahaula.id – Pemerintah Indonesia sedang menjajaki penggunaan tanda pengenal atau gelang identitas berbasis teknologi informasi (TI) seperti global positioning system (GPS) pada jamaah haji Indonesia khususnya lanjut usia (lansia), sehingga memudahkan pencarian jika tersesat atau terpisah rombongan.

“Saya kira tanda bagi lansia belum memadai dan representatif, sudah waktunya diberi penanda berbasis TI. Saya pikir harus segera, dilaksanakan secepatnya,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di sela kunjungannya di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, di Madinah, Arab Saudi, Sabtu.

Muhadjir menyampaikan pentingnya inovasi layanan haji berbasis TI, berbasis identifikasi, keselamatan, keamanan jamaah selama menunaikan ibadah haji.

Baca Juga:  Wapres Akan Serahkan Hasil Evaluasi Kinerja Instansi Pusat-Daerah

Penerapan teknologi itu, lanjut dia, diharapkan bisa menaikkan mutu layanan, mengidentifikasi kebutuhan dasar jamaah lanjut usia (lansia), serta mengurai masalah tahunan haji seperti jamaah terpisah dari rombongan.

Muhadjir menilai penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dari sisi petugas haji sudah cukup baik dengan dibentuk posko terpadu seperti penanganan saat mudik Lebaran.

“Di situ ada TNI, Polri, tenaga kesehatan, pembimbing dari Kementerian Agama, ada wartawan, ini penting,” kata dia.

Tahun ini dan pada tahun-tahun sebelumnya, jamaah haji Indonesia telah mengenakan gelang logam digrafir latin dan huruf Hijaiyah yang memuat informasi; nama, nomor identitas paspor, asal embarkasi, dan nomor maktab jamaah saat di Armina.

Baca Juga:  Lima Hukum Adat di Kaltim Dapatkan Pengakuan

Dia mengatakan dari sisi petugas haji sudah cukup baik dengan dibentuk posko terpadu seperti penanganan saat mudik Lebaran. “Di situ ada TNI, Polri, tenaga kesehatan, pembimbing dari Kementerian Agama, ada wartawan, ini penting,” kata dia.

Jemaah haji Indonesia banyak tersesat di sekitar Masjid Nabawi, Madinah terutama usai salah Jumat (28/5/2023). Mayoritas jemaah tersesat karena tidak menghafal pintu masuk Masjid Nabawi dan tidak menghafal hotel lokasi menginap jamaah.

Begitu halnya di Masjidil Haram, Makkah, banyak jamaah haji tersesat karena lupa pintu masuk dan keluar, sehingga kesulitan ke hotel.

Selain gelang, jamaah haji Indonesia juga dilengkapi kartu merah putih berisikan barcode yang bisa di scan dengan aplikasi Haji Pintar petugas. Barcode tersebut berisi nama lengkap, asal jamaah, nama hotel, dan sektor.

Baca Juga:  Apel Bersama Gubernuran dan ASN, Sosialisasikan Protokol Mudik

Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun ini memperkenalkan kartu merah putih yang digunakan jemaah haji. Kartu merah putih berisikan barcode yang bisa di-scan oleh aplikasi Haji Pintar petugas. Barcode tersebut berisi nama lengkap, asal jemaat, alamat hotel, sektor tinggal hingga nomor kontak ketua rombongan dan kloter.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA