Majalahaula.id – Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Jawa Barat, menjadi tempat berlangsungnya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBINU) dengan tema Ekologi Spiritual: Upaya Merawat Jagat Membangun Peradaban yang dijadwalkan tiga hari, Jumat-Ahad (2-4/6/2023).
Ketua Panitia, Maskut Candranegara, mengatakan terkait alasan mengapa Pesantren Al-Hamidiyah Depok dijadikan tempat Rakornas LPBINU, sebab Pesantren Al-Hamidiyah merupakan pilot project (percontohan) pesantren hijau.
“Pesantren ini sudah dijadikan menjadi pilot project (percontohan) pesantren hijau,” ujarnya Jumat (2/6/2023) malam.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Prof KH Oman Fathurahman, bahwa Al-Hamidiyah merupakan percontohan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip merawat bumi supaya tidak semakin rusak, cara membuang sampah, mengelola air, dan hidup sehat.
“Sekarang Pesantren Al-Hamidiyah juga ditunjuk sebagai salah satu dari 7 pesantren sebagai mitra pesantren hijau,” ujar Prof Oman.
Lebih lanjut, ia mengucapkan terima kasih kepada PBNU melalui LPBINU atas kepercayaannya menjadikan Pesantren Al-Hamidiyah sebagai tuan rumah Rakornas.
Prof Oman mengungkapkan bahwa penting sekali pesantren terlibat dalam kegiatan penanggulangan bencana. Sebab, pesantren merupakan bagian dari sistem NU yang sangat strategis untuk menyemai gagasan-gagasan yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, tentang ekologis spiritual.
“Jadi, ekologis spiritual itu kan sebetulnya amanat dari agama untuk merawat bumi merawat semesta dibahasakan dalam visi 1 Abad NU kemarin, merawat jagat membangun peradaban,” imbuhnya.
Menurut Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, tepat sekali Rakornas LPBINU membahas kepedulian terhadap sesama, lingkungan, dan alam semesta, di mana kesemuanya itu termasuk bagian dari Islam rahmatan lil alamin.
“Islam rahmatan lil alamin itu kan Islam yang memberikan berkah bukan hanya kepada sesama muslim, bukan hanya kepada sesama manusia. Tetapi, kepada seluruh alam, pohon, tumbuh-tumbuhan, air. Bagaimana supaya ini betul-betul memberikan berkah. Saya kira itu yang terpenting,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa LPBINU Jawa Barat sudah menyiapkan pokok-pokok pikiran yang perlu disampaikan nanti sehingga bisa dibahas bersama dengan teman-teman dan menjadi satu frekuensi.
“Saya kira Rakornas juga harus menghasilkan satu rekomendasi baik secara nasional maupun yang bisa diimplementasikan oleh LPBINU di daerah. Kemudian juga harapan ke depan saya juga tidak hanya Rakornas, tetapi ada rapat-rapat kerja secara nasional yang juga bisa dievaluasi terhadap program yang dirancang pada Rakornas baik hybrid. Intinya tindak lanjut yang mampu menjawab kepentingan-kepentingan yang di daerah,” harapnya.
Selama ini berbagai macam persoalan ada bencana-bencana yang kita hadapkan. Nah, ini nanti yang akan kita bicarakan di Rakornas nanti, diharapkan persoalan ini bisa ditindaklanjuti, karena di Maluku itu kita dihadapkan pulau per pulau, kalau kita mengalami persoalan itu. Di sana kita sering mengalami persoalan transportasi atau komunikasi, diprioritaskan untuk kendaraan khususnya, itu nanti yang akan kami bicarakan dalam diskusi,” pungkasnya.