Search

UMKM Kini Punya Wadah Sharing Goals

Majalahaula.id – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) meluncurkan program Entrepreneur Development (Entredev) 2023 sebagai wadah sharing goals yang memfasilitasi konsultasi bisnis dan pendampingan usaha bagi wirausaha di sektor agrobisnis, kriya, jasa, dan teknologi.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, mengatakan saat ini ada sebanyak 2.300 wirausaha telah dinyatakan lolos assessment untuk mengikuti program Entrepreneur Development (Entredev) 2023. Di antaranya, 800 orang akan mendapatkan fasilitasi konsultasi bisnis dan 1500 orang mendapatkan fasilitasi pendampingan usaha dari 32 provinsi.

“Kementerian Koperasi dan UKM melakukan evolusi program yang awalnya berupa sharing knowledge berupa pelatihan menjadi sharing goals untuk pencapaian target jangka pendek wirausaha, scale up dan perbaikan tata kelola perusahaan” ucap Siti Azizah dalam siaran pers.

Baca Juga:  Produk Kuliner UMKM Indonesia Masuk Pasar Inggris

Grand Opening Entrepreneur Development diselenggarakan secara luring, dihadiri para peserta Entrepreneur Development, Konsultan, Fasilitator dan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi di 32 provinsi.

Adapun tahapan kegiatan Entreprenuer Development Melalui Konsultasi Bisnis meliputi pembahasan tematik dan konsultasi online, growth sprint untuk mencapai target pertumbuhan jangka pendek, offline consultation, dan networking untuk membantu akselerasi bisnis wirausaha.

“Sedangkan kegiatan Entrepreneur Development melalui pendampingan usaha akan dimulai pada pertengahan Juni 2023,” kata Azizah.

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Destry Anna Sari menambahkan, kegiatan ini bukan hanya pemberian materi sehari saja, namun merupakan awal dari program pendampingan usaha entrepreneur development yang akan dilaksanakan selama 5 bulan kedepan.

Baca Juga:  Empat Pilar UMKM Tembus Pasar Internasional

Di kesempatan yang sama, Sean Bunjamin Impact Hub Jakarta memberikan pemahaman mengenai model bisnis berdampak atau lestari dalam rantai pasok usaha. Salah satu peserta kegiatan Siska, De Honje Home Spa, baru menyadari bahwa tahapan usaha yang dilakukannya telah menerapkan model bisnis usaha lestari yaitu dalam proses produksi scrub yang menggunakan bahan baku kulit jeruk dan ampas kopi sisa konsumsi masyarakat sekitar lokasi usahanya.

Melalui pemaparan dari Impact Hub Jakarta ini, para peserta menjadi sadar untuk mengurangi limbah dari setiap tahapan proses usaha yang dilakukannya.

Di sesi kedua Ridha Nurul Azizah dari PT. Gama Inovasi berdikari memberikan pemahaman mengenai founder dan entrepreneur mindset, yang terdiri dari beberapa aspek yaitu motif, keterampilan, sikap, perilaku, dan pengetahuan. Selain itu, komitmen untuk pengembangan produk dan pelayanan dengan orientasi kepada pelanggan yang harus terus ditingkatkan.

Baca Juga:  66 gerai UMKM di Stasiun Halim

“Dalam berwirausaha harus pandai melihat peluang, agar mampu sustain atau bertahan dalam jangka waktu lama serta mampu mendominasi pasar. Selain itu, dalam membangun super tim disuatu usaha diperlukan adanya komunikasi yang baik, dan penerapan SOP,” ujar Ridha Nurul.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA