Majalahaula.id – Man jadda wa jadda. Mungkin peribahasa Bahasa Arab ini cocok disematkan kepada Herman (55 tahun) salah seorang calon jamaah haji asal Desa Kuripan Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB). Herman yang bekerja sehari-hari sebagai buruh pembuat batu bata, sudah menabung belasan tahun demi untuk menunaikan rukun Islam kelima yakni menunaikan ibadah haji ke tanah suci, yang merupakan impian terbesarnya.
Herman menuturkan untuk biaya haji ke tanah suci Makkah, ia kumpulkan sedikit demi sedikit dari hasil upahnya sebagai buruh pembuat batu bata dikumpulkan dan selanjutnya disetor ke bank. “Ya saya kumpulkan sedikit demi sedikit sudah cukup lama, maklum saya hanya sebagai buruh makanya saya kumpulkan sedikit demi sedikit,” ungkapnya.
Lebih lanjut Herman menyatakan, karena upah sebagai buruh batu bata tidak menentu tergantung laku banyaknya batu bata, sehingga ia harus dikumpulkan terlebih dahulu di rumah mulai Rp 10.000 setelah banyak baru ditabung ke bank. “Saya kan buruh, jadi upahnya tidak menentu, dan biasanya saya tabung 10 ribu per hari, demi biaya haji,” ujarnya.
Selain itu, Herman tidak menyangka jika niat tulusnya untuk menunaikan ibadah haji bisa terwujud, berkat kegigihnya menabung selama belasan tahun itu, bahkan keharuan pecah saat ia mendapat surat dari Kemenag Lombok Barat bahwa ia masuk dalam calon jamaah haji yang berangkat tahun ini. “Awalnya berniat saat membuat batu bata, saya ingin sekali naik haji, perasaan saya sangat gembira sampai saya menangis saat datang surat, saat itu saya di rumah dan diantarkan surat, alhamdulillah kemudian saya sujud syukur,” jelasnya.
Sementara itu, putri dari Herman Izmy mengatakan ayahnya merupakan seseorang yang bekerja keras dan jika batu batanya laku, ia selalu sebagian ditabung untuk biaya perjalanan haji ke tanah suci Makkah. “Ya sebagai kuli batu bata, kalau sudah terjual baru nabung, kalau banyak yang laku batu batanya bisa sampai seratus ribu untuk ditabung,” aku Izmy.
Ismy mengaku bahagia, karena orang tuanya bisa menunaikan ibadah haji yang telah ia impikan selama ini, meski awalnya ia tidak menyangka jika ayahnya bisa naik haji, karena pekerjaan ayahnya sebagai buruh pembuat batu bata. “Saya sangat gembira melihat orang tua saya naik haji, dan tidak menyangka bisa naik haji, karena pekerjaan ayah saya seperti ini, tapi Alhamdulillah bisa nabung buat biaya haji,” ujarnya.
Ismy berharap orang tua selalu sehat baik saat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji hingga pulang ke Tanah Air. Untuk menjaga kesehatan, Herman untuk sementara waktu tidak membuat batu bata, dan dianjurkan untuk banyak istirahat.(Vin)