Search

Siapkan Buku Panduan Komunikasi Krisis Pariwisata

Majalahaula.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Biro Komunikasi menyiapkan buku panduan komunikasi krisis kepariwisataan untuk mencegah, merespons, dan memulihkan kondisi krisis kepariwisataan melalui komunikasi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, pentingnya komunikasi krisis untuk memulihkan bencana, baik bencana alam ataupun non-alam sehingga pesan dapat segera sampai kepada stakeholder pariwisata untuk segera ditetapkan kebijakan.

“Semua stakeholder (pemangku kepentingan) ingin bangkit lebih cepat, pulih lebih kuat. Oleh karena itu peran komunikasi krisis sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan agar bisa segera diambil kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu,” ujar Sandiaga, melansir ANTARA.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani dalam acara talkshow komunikasi krisis kepariwisataan di Bali Tourism Media Center (BTMC), Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali mengatakan, dalam upaya memaksimalkan substansi dari panduan ini, maka Kemenparekraf meminta agar komunikasi antara stakeholder harus dilakukan sehingga para pemangku kepentingan terkait segera mendapatkan informasi yang akurat dan transparan saat terjadi krisis.

Baca Juga:  Taman Dinosaurus Potorono, Wisata Keluarga Baru di Bantul Yogyakarta

“Buku panduan ini nantinya dapat membantu pemangku kepentingan dalam penanganan krisis komunikasi, panduan akan berisi daftar cek (check list) tindakan Biro Komunikasi pada saat sebelum krisis, merespons krisis, hingga setelah krisis,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menjelaskan, pihaknya mengapresiasi dan berterima kasih dengan diadakannya kegiatan talkshow tersebut.

Kegiatan itu diharapkan mampu dihimpun berbagai masukan terkait kondisi yang terjadi di lapangan yang langsung dialami oleh para pelaku pariwisata dan masyarakat saat terjadi krisis, sehingga pemerintah dapat menganalisis dan selanjutnya bisa ditetapkan sebuah keputusan dan kebijakan yang tepat.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA