Search

Pesantren dan Madrasah Dukung Program Ramah Anak

Majalahaula.id – Masih adanya kekerasan, termasuk kekerasan seksual, di ranah pondok pesantren maupun madrasah harus menjadi perhatian bersama.

Pasalnya, lokasi tersebut seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar dan berekspresi.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Bintang Puspayoga mengatakan, isu kekerasan menjadi penting untuk diketahui oleh publik dan diselesaikan bersama.

Dia menuturkan, akhir-akhir ini masyarakat dan media massa mulai sadar terhadap segala bentuk tindakan yang mengarah pada kekerasan atau perlakuan salah lainnya terhadap anak.

“Hal ini sesuai dengan arahan Presiden kepada Kementerian PPPA untuk fokus pada penanganan lima isu prioritas, dimana salah satunya adalah penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Bintang Puspayoga dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren dan Madrasah Mu’allimaat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga:  Kala 750 ISHARI Santri Semarakkan Haul Masyayikh Assholach

Oleh karenanya, dia juga mendorong terwujudnya pesantren dan madrasah ramah anak, sebagaimana dilansir dari rilis Kementrian PPA, Kamis (18/5/2023).

Pesantren dan madrasah ramah anak mengupayakan perlindungan bagi para santri dari kekerasan, dan memastikan anak dapat tumbuh berkembang dengan aman dan nyaman, serta dapat memperoleh pendidikan.

Bintang berharap, anak-anak Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang terbaik dalam lingkungan yang aman dan nyaman, apalagi berada dalam pendidikan berasrama yang berbasis agama.

Konsep pesantren ramah anak bertujuan untuk menciptakan sebuah pesantren yang menyenangkan untuk pertumbuhan anak melewati masa-masa remaja dan mempersiapkan mereka memasuki usia dewasa.

“Dengan demikian anak-anak dapat meningkatkan prestasi baik dalam belajar maupun aspek kemampuan lainnya. Inilah yang menjadi tujuan kami membuat Pesantren Ramah Anak,” tutur Bintang.

Baca Juga:  Gempa Cianjur Rusak Puluhan Pesantren, Santri Terlantar Tidur di Tenda

Bintang menambahkan, pesantren ramah anak adalah usaha menciptakan pesantren dan lingkungan sekitarnya dapat membuat anak nyaman, bersih, betah, khusyuk beribadah, senang belajar, bermain, dan berinteraksi.

Sehingga, ucap Bintang, pondok pesantren juga berperan aktif sebagai model pendidikan yang mengupayakan pencegahan tindakan kekerasan pada anak di lingkungan pendidikan. Selain mendorong pondok pesantren ramah anak, anak-anak juga diminta menjadi pelopor dan pelapor di pondok pesantren. Kementerian PPPA sebagai institusi pembina dari Forum Anak yang tersebar di 448 Kota dan 34 provinsi berharap, anak-anak dapat turut berpartisipasi secara langsung.

“Melalui perannya sebagai pelapor dan pelopor diharapkan anak-anak tidak takut untuk melaporkan apa yang dialami kepada ayah bunda atau pengasuh dan pendidik di pondok pesantren, jika mengalami kekerasan atau melihat adanya kekerasan,” ujar Bintang.

Baca Juga:  Ribuan Alumni Ploso Berebut Salaman dengan Kiai Nurul Huda

Di sisi lain, Bintang juga memberikan apresiasi kepada Madrasah Mualimat Muhammadiyah melalui program program-programnya. “Di sini saya melihat pendampingan yang diberikan terhadap santri-santrinya sangat luar biasa, mulai dari pemberdayaan perempuan hingga ekstrakulikuler yang diberikan akan bisa benar-benar bisa melahirkan santri-santri yang hebat dan kedepan menjadi perempuan tangguh dan mandiri,” papar Bintang.

“Diharapkan pesantren ini bisa menjadi inspirasi kepada 36.000 pesantren yang ada di Indonesia, yakni bagaimana pesantren yang seharusnya memberikan hunian yang aman, nyaman dan memberikan kebahagiaan untuk anak-anak,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA