Search

Nahdliyin Harus Siap Hadapi Momentum Politik

Majalahaula.id – Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin harus bersiap menghadapi masa-masa momentum politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Dan pada hajatan ini NU tidak memiliki kepentingan apa pun terhadap kepentingan politik Indonesia, selain keselamatan bangsa dan negara

Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Ahad (14/05/2023). Hal tersebut diutarakan pada acara Halal Bihalal di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan diikuti utusan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, juga Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Tengah.

“Pokoknya kepentingan kita, bangsa negara ini selamat, itu saja kepentingan kita,” kata Gus Yahya. Meski tak memiliki kepentingan apa pun terhadap perpolitikan di Indonesia, tetapi Gus Yahya tetap menekankan bahwa NU tidak akan tinggal diam pada setiap dinamika politik yang ada.

Baca Juga:  Saatnya Warga Terdidik Ikut Bersuara Kawal Pemilu

“Karena kita harus mengawal demi keselamatan bangsa dan negara,” tegasnya lagi. Gus Yahya mengaku, PBNU telah sungguh-sungguh melakukan konsolidasi agar warga NU, pada Pemilu 2024 nanti, tidak diseret-seret dan dipecah belah oleh pihak mana pun untuk kepentingan politik masing-masing. “Mari kita konsolidasi-konsolidasi. Jangan khawatir, kalau memang ada apa-apa, yang terkait dengan keselamatan bangsa dan negara, Nahdlatul Ulama tidak akan tinggal diam,” tegas Gus Yahya.

PBNU di bawah komando Gus Yahya akan bergerak dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk sungguh-sungguh mengupayakan keselamatan bangsa dan negara ini. Ia pun berharap, semua orang bersiap-siap. “Saya berharap semua orang bersiap-siap, seluruh pengurus bersiap-siap, setiap orang kader bersiap-siap, setiap warga NU bersiap-siap. Mari kita jaga, kita jaga keselamatan bangsa dan negara ini,” tutur Gus Yahya.

Baca Juga:  Indonesia Kutuk Kunjungan Menhan Israel ke Masjid Al-Aqsa

Ketum PBNU asal Rembang, Jawa Tengah ini kemudian menanyakan kesiapan hadirin atau peserta halal bihalal di UIN Walisongo itu. “Pada saat kita siap bertindak, (apakah) siap bertindak?” tanya Gus Yahya. “Siap,” jawab hadiri secara kompak. Di samping itu, Gus Yahya kembali mengingatkan bahwa ia menentang politik identitas, terlebih apabila menggunakan agama sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA