Majalahaula.id – Namanya identik sebagai politisi dari PDI-P karena memang dari partai tersebut dan kerap menjadi narasumber beragam forum. Pandangannya yang kritis, menjadikannya berbeda. Namun dia dikabarkan masuk menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) Partai Nasdem 2024.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya usai menyerahkan berkas pendaftaran bacaleg ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Kamis (11/05/2023).
“Eva Sundari masuk (bacaleg Nasdem),” kata Willy kepada wartawan di KPU RI. Willy hanya membenarkan informasi tentang Eva Sundari sampai situ. Selanjutnya, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini tidak membenarkan bahwa petenis Yayuk Basuki masuk sebagai bacaleg Partai Nasdem.
“Yayuk enggak (bacaleg Nasdem),” ucap Willy sembari berjalan. Sementara itu, hingga berita ini dimuat, sudah berupaya menghubungi elite PDI-P mengkonfirmasi kebenaran kepindahan Eva ke Nasdem. Namun, belum ada respons yang diberikan elite partai banteng moncong putih itu. Untuk diketahui, Eva merupakan politikus senior PDI-P yang gagal melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 lalu. Saat itu, Eva bersaing bersama secara ketat dengan sejumlah politikus PDI-P lainnya seperti Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.
Namun, Eva yang bertarung di Dapil VII Jawa Timur yang juga disebut sebagai ‘dapil neraka’ lantaran diisi banyak tokoh nasional dan demikian berpengaruh itu akhirnya gagal lolos bersama rekan se-partainya Budiman Sudjatmiko. Dapil itu meliputi wilayah Kabupaten Tulungagung, Kabupaten dan Kota Blitar, serta Kabupaten Kediri.
Pada saat itu, ia hanya mendapat 50 persen suara dari yang ditargetkan. “Saya kalah di persaingan internal PDI-P, faktornya ya karena kurang suara,” ungkap Eva saat dihubungi Kompas.com pada 30 April 2019.
Sadar dengan persaingan yang demikian ketat dan tidak mampu memberikan sumabngsih yang menggembirakan kepada partai politik dan usai kalah, Eva pernah mengungkapkan bahwa dirinya tak ingin lagi kembali maju sebagai anggota DPR. Bahkan ia menyebut ingin pensiun dari Senayan. Nah, kabar ini tentu cukup menarik untuk ditunggu perkembangannya karena Eva dikenal sebagai kader militan, mengapa akhirnya lebih memilih partai berbeda, bukan PDI-P. (Ful)