Search

Fadli Zon Prabowo dan Penculikan Aktivis

DEKLARASI DAN PEMBEKALAN RELAWAN PRABOWO-SANDI

Majalahaula.id – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini memberi penjelasan untuk membalas isu yang kerap ‘menyerang’ Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto setiap menjelang pilpres, yakni mengenai penculikan aktivis pada 1998 silam.

Fadli menegaskan, Prabowo tidak terlibat dalam aksi penculikan para aktivis ’98 tersebut. Dia menyebut jawabannya itu juga sudah sesuai dengan hasil persidangan. Hal tersebut Fadli sampaikan dalam program Gaspol yang ditayangkan oleh akun YouTube Kompas.com pada Rabu (03/05/2023) malam. “Itu saya kira sudah diklarifikasi, dan sudah berkali-kali, jadi tidak ada. Semuanya sudah ada proses pengadilan dan sebagainya. Jadi sudah selesai. Iya (tidak menunjukkan keterlibatan Prabowo),” ujarnya.

Ia memaparkan, sebenarnya pada awalnya kejadian itu tidak disebut sebagai penculikan, tetapi penangkapan. Sebab, ada sejumlah aktivis yang diduga membuat bom di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Bom itu meledak pada 18 Januari 1998. Tim Mawar pun bergerak menyusun rencana penangkapan terhadap sejumlah aktivis yang diduga terlibat dalam bom yang meledak secara tidak sengaja itu. Adapun sembilan aktivis ditangkap oleh Tim Mawar terkait bom tersebut.

Baca Juga:  Dewi Yull Souvenir Keluarga Kerajaan Brunei

Namun, sembilan aktivis itu ‘dikembalikan’. Sementara itu, ada 13 aktivis lain yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya. “Ada dari informasi yang di rumah susun di Tanah Tinggi itu, kemudian orang-orang itu ditangkap. Kira-kira gitu,” jelasnya.

Dirinya juga menegaskan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam kerusuhan Mei 1998. Dia menyatakan tidak terlibatnya Prabowo sudah terang. Menurutnya, apa yang terjadi tidak seperti yang dituduhkan oleh sejumlah pihak kepada Prabowo. “Mei ’98 itu apa sih yang terjadi? Itu kan penembakan terhadap mahasiswa Trisakti yang sedang demonstrasi secara damai. Kemudian dari penembakan itu, empat orang gugur,” kata Fadli. “Lalu terjadi kemarahan orang-orang yang akhirnya menciptakan sebuah huru-hara, kerusuhan, pembakaran-pembakaran di mana-mana sampai tanggal 15 Mei pagi 1998,” sambungnya.

Baca Juga:  Airin Rachmi Diany Sebutkan Alasan Maju Pilkada

Setelah itu, kata Fadli, Presiden kedua RI Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri. Fadli kembali menekankan bahwa Prabowo juga tidak terlibat dalam kerusuhan Mei 1998. Dia menilai, Prabowo justru berusaha untuk membantu meredakan kerusuhan saat itu. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA