Majalahaula.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) ini melakukan ziarah ke makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, Jumat (28/04/2023). Imam Bukhari sendiri adalah perawi hadis Nabi Muhammad SAW yang paling banyak dan paling sahih. Ia lahir di Bukhara dan dimakamkan di Samarkand. Bukhara merupakan kota tetangga Samarkand.
Gobel mengatakan, tujuan dari ziarah itu adalah untuk mendoakan perawi hadits yang berasal dari kota Bukhara tersebut. Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa Indonesia dan Uzbekistan memiliki banyak kesamaan. “Oleh karena itu hubungan Indonesia dengan Uzbekistan itu bukan sekadar people to people, tapi heart to heart. Ke depan, saya berencana untuk mengajak para ulama di Indonesia untuk berkunjung ke Uzbekistan,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (29/04/2023).
Gobel menambahkan, saat berkunjung ke negara yang berjuluk Jalan Sutera itu pada 2021, Menteri Pariwisata Uzbekistan Aziz Abduhakimov pernah meminta dirinya agar diadakan penerbangan langsung dari Jakarta menuju Tashkent. “Penerbangan tersebut penting untuk meningkatkan hubungan ekonomi, sosial, dan budaya kedua negara,” katanya.
Didampingi imam Samarkand Selama ziarah ke makam Imam Bukhori, Gobel didampingi oleh sejumlah tokoh penting dari kota tersebut, salah satunya adalah mufti sekaligus imam Samarkand, Eshabkuliv Zaynuddin.
Untuk diketahui, meski dikunjungi oleh delegasi asal Indonesia, tapi kawasan makam tersebut tidak dibuka untuk umum lantaran masih dalam masa rehabilitasi setelah pandemi Covid-19. Adapun biaya rehabilitasi pada kawasan seluas 12,5 hektare (ha) tersebut diperkirakan mencapai 15,5 juta dollar Amerika Serikat (AS). Menurut rencana, areal kuburan akan selesai pada Hari Idul Adha 2023. Sedangkan untuk seluruh kawasan, termasuk masjid dan berbagai fasilitas lain akan selesai pada 2025.
Gobel juga didampingi Gubernur Samarkand Turdimov Erkinjon Akbotaevich dan Wali Kota Samarkand Fazliddin Umarov. Turdimov mengatakan, hubungan Indonesia dan Samarkand sudah terjalin dari berabad silam. Hubungan keduanya dijalin oleh Sukarno yang berkunjung pada 6 September 1956. Kini, hubungan itu makin erat berkat adanya penerbangan langsung Jakarta-Tashkent. (Ful)