Majalahaula.id – Saat momen lebaran, banyak keluarga yang sudah lebih dulu ‘start’ mudik demi menghindari kemacetan. Bagi yang membawa kendaraan pribadi, Menteri Kesehatan RI ini mengingatkan untuk mengutamakan keselamatan. Pasalnya, banyak pengendara yang memilih menunda istirahat selama perjalanan demi cepat sampai ke tujuan.
Menurut Menkes, setiap empat jam perjalanan, sebaiknya menyempatkan diri beristirahat di rest area selama sekitar 15 menit. “Jangan lupa vaksin Covid-19nya sudah dapat yang booster. Kemudian nanti pas mudik makan yang cukup dan siapkan air dan juga makanan di mobil,” katanya.
“Pastikan juga bensinnya penuh dan pada nanti mudik nyetirnya jangan lama-lama, kalau sudah 4 jam istirahatlah 15 menit supaya kita tetap segar,” pesannya, dikutip dari Instagram resmi Kemenkes RI.
Pernyataan Menkes sejalan dengan imbauan pakar kesehatan tidur RS Mitra Kemayoran dr Andreas Prasadja yang menyebut mengantuk adalah penyebab utama kecelakaan lalu lintas ketika mudik. Tubuh yang lelah selama perjalanan kerap tak disadari memicu microsleep. “Kita tetap bisa mengendarai kendaraan kita dengan aman,” tandas Menkes.
Pada kesempatan lain, dirinya merespons karena Indonesia sudah kemasukan subvarian Omicron XBB.1.16 atau varian Arcturus, yakni varian Corona yang diduga memicu lonjakan kasus Covid-19 di India. Sejauh ini, sebagaimana dilaporkan Kementerian Kesehatan RI, sudah ada 7 kasus varian Arcturus di Indonesia.
Melihat masuknya varian Arcturus ini berdekatan dengan momen mudik Lebaran, ia mengatakan masyarakat kini boleh melakukan perjalanan mudik secara normal, seperti sebelum pandemi. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia terpantau mengalami kenaikan kasus Covid-19.
“Kenapa Lebaran sekarang dibuka? Kita tahu scientific kenaikan kasus bukan karena Lebaran, tapi varian baru Arcturus yang sudah masuk. Tiga minggu kasus akan naik,” katanya dalam diskusi di Kemenkes RI.
Meski begitu, Menkes menekankan bahwa kondisi imunitas atau antibodi masyarakat Indonesia sampai saat ini masih tinggi. Sejauh ini, belum ada bukti varian Arcturus menyebabkan kasus kematian yang lebih tinggi dibandingkan varian Corona yang merebak sebelumnya. Namun demikian, warga hendaknya tetap meningkatkan kewaspadaan. (Ful)