Majalahaula.id – Ketinggian hilal dan elongasinya pada 29 Ramadhan 1444 H di seluruh wilayah Indonesia masih di bawah kriteria imkan rukyah (visibilitas hilal atau kemungkinan hilal teramati). Sebagaimana diketahui, NU menetapkan kriteria imkan rukyah adalah 3 derajat untuk ketinggian hilal mar’inya dan 6,4 derajat untuk elongasi hakikinya.
“Kriteria imkan rukyah yang dipedomani NU pada saat ini: tinggi hilal mar’ie minimal 3 derajat dan elongasi hilal haqiqy minimal 6,4 derajat yang berlaku wilayatul hukmi Indonesia,” demikian siaran Seputar Penentuan Idul Fitri 1444 H dalam Pandangan Nahdlatul Ulama yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), pada Ahad (16/04/2023).
Adapun tinggi hilal mar’ie pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H atau bertepatan dengan Kamis Legi, 20 April 2023 M adalah antara 1 derajat 07 menit hingga 2 derajat 33 menit. Parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Aceh, sedangkan tinggi hilal terbesar di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Hal ini berarti masih di bawah kriteria imkan rukyah 3 derajat. Sementara elongasi hilal hakiki hilal pada tanggal tersebut di Indonesia berkisar antara 2 derajat 07 menit hingga 3 derajat 48 menit. Elongasi terbesar terdapat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh, sedangkan elongasi terkecil terdapa di Kota Merauke, Provinsi Papua.
Hal demikian menunjukkan bahwa elongasi hakiki pada tanggal tersebut masih di bawah kriteria imkan rukyah sebesar 6,4 derajat. Adapun ketinggian hilal di titik markaz Jakarta sebesar 1 derajat 55 menit 43 detik dengan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dan lama hilal di atas ufuk 9 menit 29 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Kamis Legi 20 April 2023 M pukul 11:16:38 WIB.
“Sesuai dengan yang berlaku, maka kapan 1 Syawal 1444 H bagi NU adalah berdasarkan Ikhbar Ketua Umum PBNU. Ikhbar akan disampaikan pada Kamis malam 20 April 2023 M sekitar pukul 19:00 WIB,” demikian lanjut keterangan tersebut. (Ful)