Search

Hari Raya Idul Fitri Tahun Ini Diprediksi Ada Perbedaan

Majalahaula.id – Masyarakat diharapkan menyadari dari awal bahwa ada kemungkinan hari raya Idul Fitri tahun ini akan ada perbedaan. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin. Dalam pandangannya, akan ada perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah.

“Bakal ada perbedaan,” ungkap Thomas melalui keterangan tertulis pada Selasa (11/04/2023).
Berdasarkan keterangan di laman pribadinya, tertulis bahwa Muhammadiyah akan melaksanakan Idul Fitri pada Jumat (21/04/2023) sedangkan Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah, dan Persis pada hari esoknya, Sabtu (22/04/2023).

Perbedaan penetapan jadwal Idul Fitri 1444 H tersebut, kata Thomas, didasari pada perbedaan kriteria pengamatan posisi hilal atau bulan sabit pertama yang muncul setelah maghrib. “Perbedaan Idul Fitri bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria,” tulisnya.

Baca Juga:  Indonesia Usulkan Gencatan Senjata antara Ukraina dan Rusia

Kriteria tersebut bisa dilihat pada waktu maghrib tanggal 20 April 2023, hari penghujung bulan Ramadhan 2023, usai terjadi gerhana matahari di siang hari tanggal tersebut. “Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak atau penghubung memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru Hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Thomas menyebut penentuan kalender untuk Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal atau bulan yang lebih lambat terbenam daripada matahari. Ia mengatakan, jika menggunakan perhitungan kriteria wujudul hilal, posisi bulan saat maghrib 20 April 2023 telah berada di atas ufuk. “Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada keesokan harinya, yaitu 21 April 2023,” katanya.

Baca Juga:  NU Peduli Bantu Korban Gempa di Turki dan Suriah

Sedangkan, untuk perhitungan awal Syawal pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah, pihaknya menggunakan kriteria baru yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Thomas menambahkan, kriteria baru MABIMS mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Artinya, menurut kriteria visibilitas hilal MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal pada waktu maghrib 20 April 2023. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA