Majalahaula.id – Al Quran merupakan sumber keilmuan yang utama bagi umat Islam dengan segala kemuliaannya. Sehingga permintaan santri untuk bisa menghafalkan Al Quran sangat banyak. Untuk itu Pondok Pesantren Hamalatul Quran Al-Falakiyah disebut-sebut menjadi pondok pesantren terbaik dalam pendidikan Tahfizh 30 Juz Al-Quran di Bogor, Jawa Barat.
Keyakinan itu diungkapkan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren TB Asep Zulfiqor ZA Thohir Falak di Pegentongan, pondok pesantren ini sudah dipercaya masyarakat dalam mendidik generasi muda milenial terbaik berbasis Tahfidz Al-Quran sejak 2012.
Bersamaan dengan banyaknya acara televisi yang menampilkan hafizh-hafidzoh Quran. Pesantren ini hadir untuk memenuhi kebutuhan para santri untuk bisa belajar menghafal. Dengan menggunakan metode Qiroati, atau metode pengajaran dan pembelajaran Al-Qur’an secara tartil, bertajwid, dibaca secara langsung tanpa di eja.
Pengasuh Pesantren dengan Sapaan Abi Asep menjelaskan, metode ini banyak digunakan di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Karena dianggap sebagai salah satu metode baca tulis Al Quran yang paling praktis dan efektif. Dengan menggunakan metode Qiroati, maka pembelajaran baca tulis bisa dilakukan dengan mudah. Meskipun penerapan metode ini harus diterapkan secara tartil dengan memperhatikan kaidah ilmu tajwid.
Ia mengatakan, jika ingin menjadi santri di pondok pesantren itu, maka wajib membuat perjanjian hafal 30 juz Al-Quran, sebelum melanjutkan pendidikan sarjana di universitas.
“Kalau tidak hafal 30 juz Al Quran maka ijazah Madrasah Aliyahnya ditahan sampai hafal semua. Maksudnya bukan tidak mengizinkan santri melanjutkan pendidikan sarjana, tapi madrasah ingin menciptakan generasi qurani yang istiqomah” ungkapnya.
Teknik Hafalan
Abi Asep menjelaskan bagaimana cara santri dalam hafalan. Yakni, pertama santri harus melalui tahap tahsin atau memperbaiki, menghiasi, membaguskan bacaan. Selanjutnya santri baru diperbolehkan mengambil hafalan satu halaman satu hari. Biasanya dimulai dari jus 28-30 karena suratnya lebih pendek. Berikutnya, bisa memulai lagi dari jus 1,2,3 dan seterusnya.
“Kami mengarahkan santri, bagaimana teknik makhorijul hurufnya. Dari mengamati bacaan Al Quran setiap harinya,” kata Abah Asep yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Darut Tafsir Bogor.
Waktu santri dalam belajar Al Quran pertama ba’da Shalat Shubuh, sampai Pukul 07.00 santri melakukan setoran hafalan. Kemudian setelah makan pagi atau waktu Dhuha sebelum sekolah santri mengaji lagi 30 menit.
Selanjutnya, setelah santri Shalat Dhuhur dan makan siang mereka itu tadarus lagi termasuk juga menghafal bacaan. Kemudian nanti ada lagi setelah Shalat Ashar. Mereka akan tadarus lagi memperbaiki bacaan. Kemudian setelah maghrib tadarus, kemudian dilanjut lagi setelah Isya’ ada lagi. jadi dalam sehari semalam itu 6 kali.
“Insya Allah pendidikan disini mengacu pada bidang akademik dan tahfidz Quran bermutu dengan metodologi ‘one day one page’. Selain menargetkan hafal 30 juz Quran juga menargetkan hafal 300 hadits,” kata dia.
“Kami ingin bisa menyelenggarakan program tahfizh Al Qur’an yang intensif dan terpadu, dengan menargetkan hafalan 300 hadits tentang aqidah, fiqih, dan akhlak. Kemudian menyelenggarakan pendidikan pendukung bagi santri dalam bentuk Madrasah/ Sekolah formal. Juga bisa melatih santri untuk bisa mengembangkan minat dan bakat,” pungkasnya. Dia