Majalahaula.id – Gerakan Pemuda (GP) Ansor se-eks Karesidenan Pati menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Pendapa Kabupaten Blora, Jawa Tengah belum lama ini. Dalam acara tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly mengajak semua kader untuk bersiap menghadapi tahun politik.
“Pemilu 2024, menjadi tantangan yang perlu dijawab secara visioner oleh Ansor di Jateng. Ansor lahir dari pergolakan politik. Jadi, kalau tidak ngomong politik tidak bisa,” ujarnya saat hadir dalam acara tersebut.
Pria yang akrab disapa Gus Sholah itu menegaskan, kiprah politik tersebut bukan berarti Ansor secara kelembagaan terjun dalam politik praktis. Pengertiannya, lebih pada distribusi dan promosi kader ke lini-lini strategis melalui ihtiar politik. “Secara kuantitas dan jaringan struktur, Ansor tidak diragukan. Jumlah kader mencapai jutaan dan mengisi hampir semua ruang hingga daerah, bahkan sampai tingkat desa,” katanya.
Potensi lain, sebut Gus Sholah, Ansor kaya akan variasi latar belakang kader. Bahkan, di sejumlah daerah di Jateng sudah banyak kepala dan perangkat desa yang ikut kaderisasi Ansor. “Nah, PR di Jateng bukan lagi biacara kuantitas, tetapi kualitas. FGD ini menjadi bagian dari refleksi sekaligus inspirasi untuk berperan lebih dalam mengoptimalkan potensi kader,” paparnya.
FGD kali ini berasa spesial lantaran dihadiri Bupati Blora Arief Rohman, yang merupakan kader muda NU. Dalam pembukaan, dia berbagi kisah dan inspirasi pola gerakan kader NU dalam mengisi ruang strategis. Ansor sebagai badan otonom, menurutnya perlu menata visi dan misi sebelum berkiprah di politik. Aswaja dan ke-NU-an menjadi rule perjuangan. “Intinya politik kemaslahatan, yakni ihtiar bersama untuk mengubah keadaan lebih baik,” ujar Arief, yang juga Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Jateng. (Ful)