Majalahaula.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan ada tiga tantangan untuk mengendalikan inflasi pangan pada tahun 2023 supaya masyarakat sejahtera dan keadaan politik stabil. Pernyataan itu disampaikan dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa 2023 dengan tema “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Penerapan Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi” yang dipantau secara virtual, Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Tantangan pertama adalah inflasi global saat ini masih tinggi meskipun sudah menurun dari 10 persen dari tahun lalu menjadi sekitar 5-6 persen pada tahun 2023. “Karena itu, sesuai arahan Presiden, seluruh dunia tangani inflasi sehingga kita kena imbas (secara ekonomi). Mengapa Bank Indonesia betul-betul jaga nilai tukarnya stabil? Supaya harga-harga di dalam negeri stabil,” ungkap Perry.
Sementara tantangan kedua yakni kecukupan pasokan pangan di daerah dan antar daerah. Misalnya, daerah Jawa Barat yang menjadi lumbung padi bisa menyuplai komoditas tersebut ke daerah lainnya. Menurut Perry, diperlukan ketahanan dan produksi pangan dengan memanfaatkan agri farming yang telah terdigitalisasi.
Adapun tantangan terakhir yaitu faktor musiman yang membuat inflasi pangan harus dikendalikan. “Sekarang akan hadapi lebaran. Bagi yang punya barang jangan disimpan, rakyat membutuhkan beras, minyak goreng, telur, ayam, apapun, harus ada di pasar-pasar sehingga ini betul-betul suplainya ada. Demikian juga musimannya ada pada triwulan III dan IV karena faktor musim cuaca yang tak baik dan harus kita atasi bersama,” kata Gubernur BI.(Vin)