Majalahaula.id – Tingginya angka pernikahan dini di kawasan Bondowoso, Jawa Timur membuat prihatin Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU setempat. Karenanyanya bersama Dinas Sosial P3AKB dan Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan Perlindungannya Anak (LKP3A) PC Fatayat NU turun ke SMP Negeri Curahdami, Selasa (04/04/2023).
Yang dilakukan adalah memberikan pemahaman dan gambaran terkait bahaya perkawinan dini atau anak. Diharapakan dengan kegiatan ini dapat menekan pernikahan anak serta perceraian yang antara lain disebabkan oleh faktor usia pasangan menikah. “Agar para siswa siswi ini fokus ke sekolah dan menunda perkawinan,” kata Anisatul Hamidah, Kadis Sosial P3AKB kepada sejumlah insan media yang menemuinya.
Dijelaskannya, selama ini masyarakat masih berpedoman kepada pernikahan dini karena takut berdosa saat mengenal lawan jenis. Pernikahan dianggap sebagai solusi utama bagi mereka, padahal banyak hal yang dapat dilakukan bagi mereka yang masih usia dini. Sehingga bukan menjadikan menikah sebagai satu-satunya solusi. “Adik-adik ini wajib fokus sekolah bahkan sampai meraih gelar sarjana,” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga dijelaskan oleh Anisatul Hamidah terkait efek dari pernikahan dini. Karena dalam penjelasannya bahwa jika angka pernikahan dini tidak ditekan maka akan terus melahirkan kemiskinan, stunting, tingkat perceraian yang besar. “Oleh sebab itu, kami turun ke SMP dan SMA untuk mencegah pernikahan dini,” ujarnya.
Dirinya berharap upaya yang dilakukan apalagi dengan menggandeng Fatayat NU akan memberikan pengaruh yang besar bagi kesadaran yang ada. Dengan demikian, anak-anak dapat harus sekolah dan sebisa mungkin bisa kuliah dan menjadi sarjana.
Dikemukakan bahwa selama ini upaya sosialisasi terus dilakukan dengan menggandeng berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat. Hal tersebut penting dilakukan agar sosialisasi dapat berjalan efektif. “Karenanya kami melibatkan Fatayat NU agar melahirkan generasi emas,” ujarnya. (Ful)